Di Jakarta ada ratusan pasar tradisional, tapi saya lihat tidak ada ciri khasnya. Oleh karena itu, saya minta PD Pasar Jaya membuat ciri khas untuk masing-masing pasar tradisional,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan instruksi kepada PD Pasar Jaya agar membuat ciri khas terhadap setiap pasar tradisional yang ada di wilayah ibu kota.

"Di Jakarta ada ratusan pasar tradisional, tapi saya lihat tidak ada ciri khasnya. Oleh karena itu, saya minta PD Pasar Jaya membuat ciri khas untuk masing-masing pasar tradisional," kata Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.

Menurut dia, dengan adanya ciri khas, maka selanjutnya dapat diterapkan sebuah konsep tematik di tiap-tiap pasar tradisional yang tersebar di seluruh wilayah Kota Jakarta.

"Kalau konsep tematik ini diterapkan di setiap pasar, maka pasar tradisional akan mampu bersaing dengan pasar modern. Selain itu, konsep tematik juga mampu menarik lebih banyak pengunjung," ujar Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu menyebutkan beberapa konsep pasar tematik yang dimaksud, diantaranya Pasar Ikan, Pasar Burung dan Pasar Batu Akik.

Dengan demikian, dia menuturkan pasar tradisional tidak perlu merasa khawatir akan tergeser dengan keberadaan pasar modern, karena pasar tradisional tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

"Di pasar modern, aktivitas jual beli hanya terjadi antara manusia dengan label (merek). Sedangkan di pasar tradisional, kita masih bisa melakukan aktivitas tawar-menawar. Ini lah yang menarik dan harus dipertahankan," tutur Djarot.

Selain membuat ciri khas, dia juga menginstruksikan PD Pasar Jaya agar merelokasi sejumlah pasar grosir ke luar wilayah Jakarta dengan tujuan untuk mengurangi produksi sampah.

"Kalau pasar-pasar grosir itu berada diluar wilayah Kota Jakarta, maka nantinya sayur mayur atau buah-buah yang masuk kesini sudah dalam kondisi bersih, misalnya buah kelapa yang sudah dibersihkan kulitnya, dan buah atau sayur lainnya," ungkap Djarot.

Pewarta: Rany
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015