Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris David Cameron percaya bahwa aplikasi pesan terenkripsi, yang tidak memungkinkan pihak berwenang untuk membacanya, harus diblokir.

Termasuk di dalamnya adalah aplikasi yang sangat populer seperti WhatsApp (sekarang dimiliki oleh Facebook) dan Snapchat, serta layanan milik Apple iMessage dan FaceTime.

Tidak seperti dalam kasus panggilan telepon, yang layanan keamanannya dapat diakses ketika surat perintah dikeluarkan, teks dan konten yang dikirim melalui aplikasi ini tidak dapat dibaca oleh pihak lain selain pengirim dan penerima.

"Apakah kita akan membiarkan sarana komunikasi yang tidak mungkin bisa dibaca? Jawaban saya untuk pertanyaan itu adalah: Tidak, kita tidak bisa," kata David Cameron, seperti dikutip Phone Arena.

Perdana Menteri Inggris khawatir bahwa aplikasi pesan terenkripsi dapat digunakan oleh teroris dan jenis-jenis kejahatan lainnya.

Itu sebabnya ia mengatakan bahwa dalam kasus yang ekstrim, pemerintah harus mampu membacanya.

Kekhawatiran ini semakin membesar setelah serangan teroris yang baru-baru ini terjadi di Prancis, termasuk tragedi penembakan mengejutkan di Charlie Hebdo.

Jika perusahaan di balik aplikasi pesan terenkripsi tidak akan bekerja sama dengan pemerintah Inggris mengenai hal ini, David Cameron dapat mengusulkan undang-undang untuk melarang mereka jika ia terpilih lagi sebagai Perdana Menteri pada Mei mendatang.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015