Jenewa (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Jawad Zarif tak terduga melanjutkan kembali pembicaraan tentang program nuklir Teheran di Jenewa Rabu malam, kata para pejabat.

"Menteri Kerry akan kembali ke Mandarin Hotel untuk pertemuan lain dengan Menteri Luar Negeri Zarif," kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.

Wartawan melihat Kerry tiba kembali ke hotel, di mana sebelumnya keduanya telah mengadakan pembicaraan selama lima jam pada Rabu, termasuk 15 menit berjalan kaki sepanjang Sungai Rhone di Jenewa tengah, demikian seperti dikutip dari Reuters.

Kedua menlu Rabu melakukan pertemuan dalam upaya mempercepat perundingan kesepakatan nuklir di saat tenggat waktu ketiga bagi tercapainya satu perjanjian bersejarah sudah dekat.

Laporan AFP mengatakan, mereka berupaya untuk memecah kebuntuan, yang telah menyebabkan mereka dua kali memenuhi tenggat waktu mencapai perjanjian penuh untuk mengendalikan nuklir Iran.

Zarif mengatakan kepada para wartawan bahwa pertemuan pada Rabu itu "penting."

"Menurut saya, (pertemuan) ini menunjukkan kesiapan kedua pihak untuk melangkah maju guna mempercepat proses."

Namun, ketika ditanya apakah kesepakatan menyeluruh akan dicapai dengan memenuhi tenggat 1 Juli, ia tetap berhati-hati dalam menjawab, "Kita lihat nanti."

Perundingan-perundingan sebelumnya mengalami jalan buntu, dilaporkan karena Iran memaksa bahwa pihaknya memiliki hak memperkaya sejumlah uranium, yang dalam beberapa kasus bisa digunakan untuk membuat bom atom.

Iran menegaskan bahwa pengayaan uranium itu dilakukan untuk menjalankan program nuklir sipil bagi tujuan damai.

Selain itu, ada ketidaksepakatan soal sanksi-sanksi global. Teheran minta agar sanksi-sanksi, yang telah melumpuhkan perekonomian Iran itu dihentikan, sementara AS bersikeras bahwa Iran hanya bisa diberikan penangguhan sanksi sementara dan bertahap.

Kerry mengatakan bahwa tujuan pembicaraan yang dilakukannya dengan Zarif pada Rabu adalah untuk "mengkaji ulang" serta memberikan arahan bagi tim-tim perundingan mereka menjelang dilangsungkannya pembicaraan putaran baru oleh negara-negara kuat dunia, yang dikenal dengan P5+1, di Jenewa, Minggu.

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015