Program desa hijau menandakan bahwa kita menapak masuk ke dalam program ekonomi hijau dari lapisan bawah menuju lapisan atas,"
Jakarta (Antara) - Kepala Badan Pengelola "Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation" (REDD) Plus Heru Prasetyo mengaku tengah menjalankan gerakan desa hijau di sejumlah daerah.

"Program desa hijau menandakan bahwa kita menapak masuk ke dalam program ekonomi hijau dari lapisan bawah menuju lapisan atas," ujar Heru di kantor Pusat REDD Plus, Jakarta, Kamis.

Ia menuturkan program yang telah dimulai sejak 2014 ditujukan untuk meningkatkan kekuatan ekonomi berbasis lingkungan di sejumlah desa untuk kemudian memengaruhi lapisan atas agar ikut berpartisipasi.

"Kalau pemerintah menginginkan green economy (ekonomi berbasis lingkungan) sudah kita sambut dari bawah," katanya.

Selain desa hijau, gerakan sekolah hijau atau sekolah berbasis lingkungan hidup juga tengah dikembangkan Badan Pengelola Penurunan Gas Kaca, Deforestasi, Degradasi Hutan, dan Lahan Gambut ini.

Program sekolah hijau yang dibuat untuk para pelajar ini disiapkan agar generasi muda kemudian sadar dan ikut belajar untuk menjaga alam.

Dalam presentasinya, Heru berharap REDD Plus dapat menjadi sebuah wadah penggerak masyarakat yang berpartisipasi dalam mengurangi emisi dengan diimbangi keadilan sosial, kemajuan ekonomi, dan kelestarian lingkungan melalui program-program yang dilaksanakan.

Sebelumnya REDD Plus merupakan sebuah badan negara di bawah koordinasi Presiden Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2013.

Peraturan tersebut dibuat dengan tujuan mewujudkan komitmen Pemerintah Indonesia pada saat itu, untuk menurunkan emisi sebesar 26 persen dari skenario "business as usual" (BAU) pada tahun 2020 dengan sumber daya sendiri atau 41 persen dengan bantuan internasional.

Hingga kini, REDD Plus ikut berperan dalam usaha penurunan emisi gas rumah kaca pada bidang pengelolaan hutan, lahan gambut, dan pertanian di sebelas provinsi dan 76 kabupaten.

Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015