Saya kira sudah pas keputusannya,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 7,75 persen sudah tepat, meskipun tekanan inflasi diperkirakan mulai menurun.

"Saya kira sudah pas keputusannya," ujarnya singkat saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Bambang menambahkan dalam kondisi perekonomian dalam negeri yang masih rentan terhadap tekanan eksternal, hal terbaik yang dapat dilakukan dalam jangka waktu dekat adalah menjaga stabilitas fundamental ekonomi.

"Saya bilang sudah pas, karena dalam kondisi begini kita harus menjaga stabilitas," katanya.

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) 7,75 persen, meskipun tekanan inflasi menurun, karena pemerintah segera kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak setelah harga minyak dunia berada pada level rendah.

"Jika harga BBM terus turun akan memberikan sumbangan deflasi terhadap harga barang pada 2015. Diperkirakan dampak penurunan harga minyak dari yang sebelumnya berkisar 100 dolar AS per barel sekarang 50 dolar AS per barel akan miliki dampak positif pada inflasi," kata Direktur Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Juda Agung.

Bank Indonesia telah mempertahankan BI Rate sebesar 7,75 persen sejak 18 November 2014 saat otoritas moneter tersebut merespon kebijakan pemerintah yang menaikkan premium dan solar bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter.

Bank Indonesia juga mengarahkan laju inflasi di sasaran 4 persen plus minus 1 pada 2015 hingga 2016, serta menyasar defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) tidak melebihi 3 persen dari produk domestik bruto.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah melalui TPI dan TPID, baik dalam mengendalikan inflasi pangan dan administered prices," ujar dia.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015