New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena data ekonomi dari negara itu negatif dan Swiss menghapus pembatasan nilai tukar franc terhadap euro.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran dalam pekan yang berakhir pada 10 Januari naik 19.000 menjadi 316.000 dari tingkat revisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Kamis. Jumlah itu lebih tinggi dari konsensus pasar 295.000.

Secara terpisah, departemen melaporkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) AS untuk permintaan akhir turun 0,3 persen pada Desember disesuaikan secara musiman.

Para analis mengatakan PPI terbaru menunjukkan tekanan inflasi di tingkat produsen tetap lemah, yang akan memberikan Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga rendah saat ini.

Franc Swiss melonjak terhadap euro dan dolar AS, karena bank sentral Swiss atau Swiss National Bank secara mengejutkan mengumumkan bahwa mereka menghapus pembatasan nilai tukar minimum franc Swiss 1,20 per euro yang telah berlangsung selama tiga tahun.

Para analis mengatakan langkah bank sentral itu menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap euro dan dengan demikian meningkatkan spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan meluncurkan sebuah program pembelian obligasi pada pertemuan kebijakan yang dijadwalkan 22 Januari dalam upaya memerangi deflasi.

Kurs euro/dolar tergelincir 1,48 persen selama sesi. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,22 persen menjadi 92,361 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro bergerak turun ke 1,1612 dolar dari 1,1778 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5188 dolar dari 1,5220 dolar. Dolar Australia naik ke 0,8224 dolar dari 0,8148 dolar.

Dolar AS dibeli 116,52 yen Jepang, lebih rendah dari 117,30 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun ke 0,8724 franc Swiss dari 1,0197 franc Swiss, dan bergerak naik ke 1,1969 dolar Kanada dari 1,1959 dolar Kanada, demikian laporan Xinhua.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015