Washington (ANTARA News) - Kepala IMF Christine Lagarde, Kamis, mendorong Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melepaskan stimulus baru pada zona euro, mengatakan penurunan harga minyak dunia meningkatkan risiko deflasi.

Kepada sebuah lembaga riset Washington, Lagarde mengatakan bahwa pertumbuhan yang lemah di 19 negara zona euro serta Jepang, dikombinasikan dengan inflasi yang rendah adalah risiko utama untuk pemulihan ekonomi global yang sudah genting, terutama jika kondisi tersebut berkepanjangan.

"Di kawasan euro, minyak lebih murah berkontribusi terhadap penurunan lebih lanjut dalam ekspektasi inflasi, yang meningkatkan risiko deflasi," kata Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional itu, menurut teks pidatonya yang sudah disiapkan Dewan Hubungan Luar Negeri.

"Ini menyokong untuk stimulus moneter tambahan, Bank Sentral Eropa mengisyaratkan siap mendukung sesuai yang diperlukan."

Harga minyak mentah telah kehilangan hampir 60 persen dari nilainya sejak akhir Juni tahun lalu, dalam menghadapi tingginya pasokan dan melemahnya permintaan di negara-negara yang melambat.

Analis memperkirakan bahwa harga minyak akan terus turun setidaknya di paruh pertama tahun ini.

Pernyataan Lagarde datang ketika ECB mempersiapkan pasar keuangan untuk program pembelian obligasi pemerintah besar-besaran, atau pelonggaran kuantitatif, untuk melawan risiko deflasi dalam waktu dekat ini.

Pada Rabu, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bank memiliki beberapa pilihan lainnya untuk QE yang akan diluncurkan.

"Semua anggota dewan gubernur ECB bertekad untuk memenuhi mandat kami," katanya kepada surat kabar mingguan Die Zeit, ketika ditanya tentang rencananya untuk meluncurkan program yang kontroversial itu.

Mandat bank sentral adalah untuk menjaga inflasi harga sedikit di bawah 2,0 persen, tetapi jatuh ke negatif 0,2 persen pada Desember, menimbulkan kekhawatiran bahwa zona euro bisa jatuh ke dalam siklus deflasi yang merusak, di mana penurunan harga menyebabkan kehilangan pekerjaan dan produksi lebih rendah.

"Tentu saja ada perbedaan tentang bagaimana kita bisa melakukan itu. Tapi tidak jika kami memiliki jumlah kemungkinan yang tak terbatas," kata Draghi.

Komentarnya memicu spekulasi lebih lanjut bahwa dewan gubernur ECB akan mengumumkan rencana untuk program QE pada pertemuan 22 Januari, demikian laporan AFP.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015