Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) menghitung kebutuhan gas untuk program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW mencapai 1.250 miliar British thermal unit per hari (BBTUD).

"Kami optimistis memenuhi kebutuhan gas untuk pembangkit tersebut," kata Pejabat Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agung Wicaksono di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan PLN dan Unit Pengendali Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah membicarakan kebutuhan gas tersebut dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Dalam waktu dekat, ia melanjutkan, akan dibentuk Komite Gas yang khusus bertugas menyelesaikan permasalahan kebutuhan gas untuk pembangkit listrik tersebut.

Komite Gas beranggotakan antara lain SKK Migas dan PT Pertamina (Persero).

"Komite inilah yang akan memastikan ketersediaan gas untuk pembangkit," katanya.

Agung juga mengatakan, sebagian kebutuhan gas tersebut akan dipenuhi dari proyek-proyek baru.

Menurut data PLN, gas sebanyak 1.250 BBTUD diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik selama 25 tahun.

Rinciannnya, untuk tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di Jawa-Bali yang berkapasitas 5.000 MW dengan kebutuhan 542 BBTUD dan PLTG/PLTGU di luar Jawa-Bali berdaya 7.081 MW sekitar 600 BBTUD.

Di luar Jawa-Bali, pembangkit tersebar dari Aceh hingga Papua dengan bagian terbesar kebutuhan di Sumatera Utara (98 BBTUD), Sulawesi Selatan (78 BBTUD), Aceh (72 BBTUD), Riau (57 BBTUD), Batam (54 BBTUD), Lampung (38 BBTUD), dan Kepulauan Riau (34 BBTUD).

Untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Indonesia bagian timur dan pulau terpencil, PLN berencana menggunakan mini transportasi LNG dengan sumber gas antara lain dari proyek Bontang, Tangguh, Donggi, dan Masela.

Pemerintah berencana membangun pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW dalam lima tahun atau hingga 2019. Sebanyak 10.000 MW di antaranya akan dibangun PLN dan 25.000 MW dari swasta.

Kebutuhan investasi PLN untuk membangun pembangkit 10.000 MW termasuk transmisi dan distribusi diperkirakan Rp608,6 triliun. Sementara, investasi swasta untuk membangun pembangkit 25.000 MW diperkirakan Rp579,7 triliun.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015