Palu (ANTARA News) - Kepala Kepolisian RI Daerah (Polda) Sulawesi Tengah Brigjen Pol Idham Azis mengatakan pembunuhan tiga warga Kabupaten Poso pada Kamis (15/1), dilatarbelakangi penangkapan sejumlah terduga teroris baru-baru ini.

"Negara tidak boleh kalah melawan teroris. Mereka adalah musuh yang nyata. Kita akan terus kejar mereka," kata Idham Azis di Kota Palu, Jumat.

Menurut saksi yang dimintai keterangan oleh polisi, pembunuh warga Poso itu mengatakan aksi itu dilandasi pembalasan atas tertangkapnya rekan mereka.

Dalam dua pekan terakhir Polri menangkap enam warga yang diduga terkait jaringan teroris Poso yang dipimpin Santoso. Orang yang ditangkap itu adalah R, S, H, R, A, dan I, dua di antaranya adalah pasangan suami istri.

Idham Azis mengatakan terduga teroris yang ditangkap tersebut merupakan orang dekat Santoso yang memiliki peran beragam antara lain penyuplai logistik, uang, senjata, serta keperluan lainnya.

Mereka juga pernah menyembunyikan buronan kasus terorisme Poso dan ikut latihan perang. "Jadi, tidak ada salah tangkap yang dilakukan polisi," tukas mantan Wakil Kepala Densus 88 Antoteror ini.

Sementara itu, tiga warga Poso yang tewas pada Kamis (15/1) adalah Dolfis Alipa alias Tommy, Hery Tobio dan Ditya Tetembu yang semuanya warga Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan. Salah satu korban itu adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Poso. (Baca: Tiga warga Poso ditembak kelompok sipil bersenjata)

Ketiga jenazah ditemukan secara terpisah di wilayah Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, dengan kondisi mengenaskan.

Idham juga meminta warga untuk berperan aktif menanggulangi aksi terorisme dengan melaporkan hal mencurigakan kepada polisi.

Pewarta: Riski Maruto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015