NDjamena (ANTARA News) - Belasan tank Chad meninggalkan ibu kota Ndjamena Jumat bergerak ke arah selatan menuju Kamerun untuk membantu memerangi gerilyawan Boko Haram Nigeria.

Konvoi, yang dilihat wartawan AFP, meninggalkan kota itu setelah parlemen Chad menyetujui pengiriman angkatan bersenjata ke Kamerun dan Nigeria untuk menggempur gerilyawan itu.

Ada rumor tank-tank itu menuju Baga, kota di pinggiran Danau Chad di mana sejumlah 2.000 orang dibunuh oleh gerilyawan itu dalam satu serangan 7 Januari yang disebut Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebagai satu "kejahatan terhadap kemanusiaan".

Presiden Kamerun Paul Biya Kamis mengumumkan bahwa sejawatnya dari Chad Idriss Deby setuju mengirim "satu kontingen besar" pasukan untuk membantu angkatan bersenjata Kamerun, yang menghadapi serangan-serangan yang berulang-ulang dari Boko Haram.

Duta Besar Rusia untuk negara itu juga berjanji akan memasok Kamerun dengan senjata-senjata yang lebih modern untuk memerangi kelompok garis keras itu.

Pengiriman itu dilakukan saat ketua blok Afrika barat ECOWAS menyerukan tindakan lebih keras terhadap Boko Haram, yang telah menangguhkan kemungkinan satu KTT khusus Uni Afrika mengenai satu "rencana aksi untuk menangani secara permanen masalah teror di benua kita".

Presiden Ghana John Dramani Mahama mengatakan,"Kita tidak dapat berdiam diri, menunggu masyarakat internasional melakukan intervensi atas nama kita, tidak ketika saudara-saudara kita sedang dibunuh dan rumah-rumah mereka dibakar di jalan-alan dan desa-desa dan kota-kota.

Satu sumber yang dekat dengan militer Chad mengatakan pasukan mulai dipersiapkan bagi pemberangkatan itu pada Kamis.

Boko Haram berperang untuk mendirikan satu negara Islam di Nigeria timur laut di perbatasan dengan Chad, Kamerun dan Niger. Tetapi baru-baru ini memperluas serangannya ke negara-negara tetangga.

Kamerun mengeritik atas pasifnya pihak berwenang Nigeria dan tidak adanya reaksi internasional dalam menghadapi agresi Boko Haram.

Sejak Boko Haram mulai melakukan pemberontakan, sekitar 135.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka dari Nigeria timur laut, dan setidaknya 850.000 orang terlantar di wilayah itu.

Sejauh ini Chad terhindar, tetapi perbatasannya tidak jauh dari pangkalan-pangkalan kelompok garis keras Islam itu di negara bagian Borno.

Kedatangan pasukan Chad yang meningkat di wilayah itu untuk memerangi Boko Haram mungkin membuktikan bermanfaat dalam menghentikan serangan-serangan kelompok garis keras itu.

Setelah menyebut Boko Haram sebagai ancaman langsung pada "kepentingan vital", para pemimpin Chad segera bergerak mengirimkan kesatuan-kesatuan angkatan bersenjata yang kuat negara itu.

Pada tahun 2013 pasukan Chad menjadi sekutu kuat pasukan Prancis memerangi kelompok garis keras yang menguasai Mali utara, dan memainkan satu peran penting dalam melumpuhkan kelompok-kelompok garis keras ke daerah-daerah terpencil Sahel.

Salah satu dari tujuan-tujuan utama Chad bergabung dengan tetangga-tetangganya untuk mengusir Boko Haram dari kota Baga yang mereka serbu 7 Januari di tengah-tengah laporan penyiksaan-penyiksaan terburuk dalam pemberontakan enam tahun mereka.

Lebih dari 3.500 gedung di Baga dan daerah-daerah sekitarnya diperkirakan telah dibakar, dengan sekitar 2.000 orang dibunuh dan ratusuan orang lainnya ditangkap.

"Boko Haram menculik setidaknya 300 wanita dan menahan mereka di satu sekolah di Baga," kata seorang wanita yang dikutip dalam satu pernyataan yang disiarkan Kamis oleh Amensti Internasional.

(Uu.H-RN/H-AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015