Jakarta (ANTARA News) - Ahli kesehatan mengungkapkan, kemih yang tak tertahankan (stress incontinence) atau sering disebut beser disebabkan berbagai hal di antaranya, tekanan dari perut, gangguan kandung kemih dan saluran kemih.

Pada kasus yang tergolong berat, prosedur bedah kerapkali diambil untuk mengatasi masalah ini. Namun, sebelum prosedur ini dilakukan, terdapat sejumlah cara yang bisa membantu menangani masalah beser, salah satunya mengurangi berat badan.

"Penderita obesitas tekanan pada perutnya bertambah. Keluarnya kencing yang tidak dapat ditahan itu bisa akibat adanya tekanan dari arah perut," ujar dr. Fernandi Moegni, SpOG  dalam salah satu seminar kesehatan di Jakarta, Sabtu.

Data menunjukkan, masalah beser dialami sekitar 65-75 persen penderita obesitas. Oleh karena itu, menurut dia, untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya penderita mengurangi berat badanya hingga beratnya ideal.

"Penurunan berat badan lebih dari lima persen sama dengan 50 persen penurunan inkontinensia (beser), penurunan 1,4 kilogram per tiga bulan sama dengan episode inkontinensianya turun 60 persen," kata dia.    
 
Selain itu, lanjut Fernandi, latihan kandung kemih juga dapat dilakukan untuk mengatasi beser. Menurut dia, berkemih secara teratur dapat mencegah kandung kemih penuh sehingga mengurangi keluarnya air seni.

Dalam latihan ini yang perlu dilakukan ialah membatasi masuknya cairan yakni hanya 2-2,5 liter per harinya.

Terakhir, bila kasus yang dihadapi tergolong berat, maka prosedur bedah lazim diambil para dokter untuk mengatasi masalah beser.

Prosedur ini prinsipnya menunjang jaringan sekitar leher kandung kemih yang lemah melalui pemasangan pita mesh. 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015