Kiev (ANTARA News) - Pertempuran di Ukraina timur menewaskan tiga tentara, kata para pejabat, Sabtu, sementara bentrokan senjata meningkat dalam hari-hari belakangan ini antara tentara dan pemberontak pro-Rusia yang berpusat di sekitar satu bandara yang diperebutkan kedua pihak.

Pertempuran melanda daerah sekitar bandara Donetsk, Sabtu, dengan militer Ukraina mengatakan pihaknya mempertahankan posisi-posisinya kendatipun pemberontak mengklaim mereka telah menguasai lokasi itu.

Bandara itu sering diserang, kendatipun hancur tetapi tetap menjadi penting secara simbolis dan strategis.

"Situasi di sana benar-benar sulit," kata juru bicara militer Andriy Lysenko dalam satu taklimat.

"Ada serangan yang tetap dan usaha-usaha untuk menyerang, tetapi komando militer terus mengirim pasukan bantuan."

Ia mengatakan tiga tentara Ukraina gugur dan 18 lainnya cedera dalam hari belakangan ini, yang menambah jumlah tentara yang tewas menjadi setidaknya sembilan orang sejak Kamis. Setidaknya lima warga sipil dilaporkan tewas sejak Kamis.

Tidak jelas apakah korban baru itu termasuk seorang tentara yang tewas akibat kena ledakan bom di wilayah Lugansk, Jumat.

Seorang pria tua yang diidentifikasi sebagai penduduk di Stanicya, Lugansk menyerahkan kepada tentara di satu pos pemeriksaan satu kendi berisi tiga liter madu dan mengucapkan terima kasih atas layanan mereka sebelum pergi, kata gubernur lokal Hennadiy Moskal.

Kendi itu kemudian meledak , menewaskan seorang tentara dan mencederai tiga tentara lainnya dalam apa yang nampaknya serangan pertama seperti itu sejak perang di Ukraina timur dimulai April 2014.

Ketika pertempuran melanda daerah sekitar bandara itu, Sabtu, Lysenko juga menyatakan Rusia sedang meningkatkan kehadiran militernya di sepanjang perbatasan Ukraina.

Ia mengatakan senjata-senjata itu termasuk penyemprot api TOS-1, sistem-sistem rudal C300 dan peluncur-peluncur roket Smerch dan Hurricane telah terlihat dekat kota Rusia Rostov-on-Don dekat perbatasan itu dan sedang digerakan secara periodik ke Ukraina bagi serangan-serangan.

Rusia, yang dikenakan sanksi-sanksi pihak Barat menyangkut tindakannya di Ukraina membantah keras mengirim senjata-senjata dan pasukan ke zona perang kendatipun para saksi mata mengklaim sebaliknya.

Lebih dari 4.000 orang tewas dalam konflik itu, sementara perundingan-perundingan yang bertujuan mengakhiri perang itu terhambat.

Gencatan senjata September sering dilanggar, sementara KTT perdamaian antara para pemimpin Ukraina, Rusia, Jerman dan Prancis ditunda sampai satu tanggal yang belum ditetapkan, demikian AFP.

(H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015