Sanaa (ANTARA News) - Orang-orang bersenjata menangkap Ahmed Awad bin Mubarak, Kepala Staf Presiden Yaman Abdrabuh Mansur Hadi, Sabtu.

Maubarak dinominasikan sebagai perdana menteri tahun lalu namun ditolak oleh milisi Syiah yang mengendalikan ibu kota, kata seorang pejabat.

"Satu kelompok bersenjata mendirikan pos pemeriksaan di Hada," satu distrik selatan Sanaa, dan "menangkap (Ahmed Awad bin) Mubarak dengan teman-temannya," kata seorang pejabat dari sekretariat dialog nasional kepada AFP.

Mubarak adalah sekretaris jenderal dialog nasional pada transisi politik, menyusul pengunduran diri presiden veteran Ali Abdullah Saleh pada 2012 setelah pemberontakan berdarah selama setahun.

Politisi senior itu "dibawa ke lokasi yang tidak diketahui," kata pejabat, dan menambahkan bahwa para penculik "dicurigai berasal dari milisi (Syiah) Huthi".

Situasi di Yaman menjadi kacau karena sejak penggulingan Saleh, dengan Huthi dan Al-Qaida berusaha untuk mengisi kekosongan kekuasaan.

Mubarak, tokoh selatan, adalah salah satu wakil di dialog Gerakan Selatan, yang berusaha menuntut otonomi.

Hadi menunjuk Mubarak sebagai perdana menteri pada Oktober, namun Mubarak menolak tugas tersebut setelah penentangan kuat oleh para pejuang Huthi yang menyerbu Sanaa pada 21 September, dan oleh Partai Kongres Umum Rakyat Saleh.

Huthi secara luas diyakini didukung oleh Saleh.

Dewan Keamanan PBB pada November menjatuhkan sanksi - termasuk larangan visa dan pembekuan aset - terhadap Saleh dan dua komandan pemberontak karena mengancam perdamaian.

Gejolak telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Yaman, tetangga Arab Saudi yang kaya minyak dan terletak di jalur pelayaran utama Terusan Suez ke Teluk, mungkin menjadi negara gagal mirip dengan Somalia.

(Uu.H-AK)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015