Jakarta (ANTARA News) - Seorang ahli kesehatan mengatakan, pasien terutama anak-anak kerapkali merasakan rasa nyeri hebat pascaoperasi besar, sehingga hampir selalu membutuhkan obat penghilang nyeri atau terapi nonobat tertentu untuk mengatasinya.

Namun, selain obat dan terapi nonobat tertentu, mengatasi kecemasan pasien anak ternyata mampu membantu mengurangi rasa nyerinya. Salah satunya melalui terapi musik.

"Terapi musik dapat mengurangi nyeri dengan menghilangkan rasa cemas sehingga nyeri berkurang," ujar dokter intensivis anak, Dr. Rismala Dewi Sp.A(K), kepada ANTARA News beberapa waktu lalu.

Di samping itu, lanjut dia, orang terdekat semisal pihak keluarga juga bisa membantu pasien anak mengurangi rasa cemasnya misalnya dengan bercerita, memberikan rasa nyaman atau melakukan terapi pijat.

Rismala menjelaskan, umumnya operasi besar menimbulkan nyeri yang hebat. Nyeri hebat ini terjadi akibat rangsangan terhadap reseptor nyeri di perifer dan serabut nyeri sensoris (nosisepsi), salah satunya di permukaan kulit dan jaringan.

"Sehingga hampir selalu menggunakan obat pereda nyeri golongan opioid pada beberapa hari pertama pascaoperasi. Obat ini mulai dari yang paling ringan (parasetamol) sampai yang paling kuat (opioid)," jelas dia.

"Penggunaannya tergantung rasa nyeri yang timbul dari ringan sampai berat. Opiois bekerja di reseptor opioid di sistem saraf perifer dan sentral yang menyebabkan penurunan persepsi nyeri," tambah dia.

Selain itu, rasa nyeri juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kognitif, perilaku, emosional dan psikososial sehingga pengobatan nyeri juga harus mencakup terapi nonfarmakologi, misalnya dengan terapi pijat, hingga musik.

Sementara itu, beberapa waktu lalu, hasil studi terbaru dari Northwestern Medicine menunjukkan, lagu-lagu penyanyi seperti Rihanna dan Taylor Swift ternyata mampu membantu mengurangi rasa sakit yang dialami anak-anak setelah menjalani operasi besar.

Peneliti mendapati pasien-pasien anak yang mendengarkan lagu-lagu misalnya Rihanna dan Taylor Swift selama 30 menit mengaku rasa sakit pasca operasi mereka berkurang secara signifikan.

"Terapi audio merupakan upaya yang harus dipertimbangkan pihak rumah sakit dan merupakan strategi penting untuk meminimalisir rasa sakit anak setelah operasi besar," ujar profesor anestesiologi dan pediatrik dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, Dr. Santhanam Suresh seperti dilansir laman eurekalert.com.

Di samping itu, hasil studi juga menunjukkan, terapi bercerita ternyata mampu mengurangi rasa sakit anak pasca operasi secara signifikan.

Dr. Suresh meyakini, terapi audio bisa membantu menghalangi jalur sekunder dalam korteks prefrontal membawa memori rasa sakit. Menurut dia, membiarkan pasien memilih musik dan cerita yang mereka sukai merupakan bagian dari perawatan.

Menurut dia, penggunaan opioid yang umumnya untuk mengontrol rasa sakit pascaoperasi dapat menyebabkan masalah pernafasan pada anak. Oleh karena itu, perawat atau dokter biasanya membatasi asupan opioid dan rasa sakit anak pascaoperasi pun tak bisa dikontrol secara baik.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015