Jakarta (ANTARA News) - Komisi VII DPR meminta kontraktor kontrak kerja sama minyak dan gas bumi berbagi kerugian menyusul penurunan harga minyak ke tingkat 40 dolar AS barel per hari.

"Jangan sampai harga minyak yang turun sekarang ini hanya menjadi beban negara saja. Kontraktor juga mesti sharing the pain (berbagi kerugian)," kata Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika saat rapat dengar pendapat dengan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi di Jakarta, Senin.

Permintaan "sharing the pain" tersebut juga masuk dalam kesimpulan rapat Komisi VII DPR dengan Kepala SKK Migas.

Menurut Kardaya, skema "sharing the pain" yang bisa dilakukan adalah menunda pembayaran biaya operasi yang dikembalikan (cost recovery) ke tahun berikutnya.

Pemerintah, lanjutnya, bisa mematok (capping) "cost recovery" pada angka tertentu dan sisanya dibayarkan kemudian.

"Skema ini sudah pernah dilakukan dulu," kata mantan Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yang kini bernama SKK Migas itu.

Pada waktu lalu, kontraktor pernah diminta menurunkan porsi "cost recovery" dari total penerimaan migas yang sebelumnya direncanakan 63 ke 40 persen.

"Sisanya, sebesar 23 persen dibayarkan tahun berikutnya, sehingga negara mendapat porsi revenue yang cukup," katanya.

Kardaya juga mengatakan, permintaan "sharing the pain" tersebut relevan mengingat penurunan penerimaan migas bagian negara akibat harga minyak rendah cukup signifikan.

"Pada harga minyak 40 dolar per barel, SKK Migas tadi memaparkan bagian negara dari penerimaan migas hanya 26 persen dari sebelumnya di atas 50 persen," katanya.



Tidak pengaruhi

Ia menambahkan, penundaan pembayaran "cost recovery" tidak mempengaruhi produksi, kegiatan eksplorasi, maupun investasi.

Hal senada dikemukakan Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya W Yudha.

"Kami minta kontraktor juga ikut berkorban dengan harga minyak yang rendah ini. Bagaimana caranya agar total biaya cost recovery dan pendapatan kontraktor, tidak menggerus bagian negara," katanya.

Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas MI Zikrullah mengatakan, pihaknya akan segera membicarakan skema "sharing the pain" tersebut dengan kontraktor.

"Prinsipnya, kami siap melaksanakan permintaan DPR. Pada Kamis (22/1) ini, kami akan bicara dengan kontraktor," katanya yang juga merangkap Pelaksana Tugas Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas.

SKK Migas memperkirakan biaya operasi yang dikembalikan (cost recovery) pada 2015 bakal melampaui penerimaan migas bagian negara.

Pada 2015, dengan asumsi harga minyak 40-70 dolar per barel, penerimaan migas bagian negara diperkirakan antara 6,6-14,9 miliar dolar AS, sementara "cost recovery" 15,8-18,9 miliar dolar.

Lebih rinci, pada harga minyak 40 dolar per barel, penerimaan migas diperkirakan mencapai 25,44 miliar dolar yang terdistribusi ke "cost recovery" 15,8 miliar dolar (62 persen), kontraktor 3,044 miliar dolar (12 persen), dan bagian negara 6,6 miliar dolar (26 persen).

Lalu, pada harga 50 dolar per barel, penerimaan migas diperkirakan mencapai 29,86 miliar dolar yang terdistribusi ke "cost recovery" 17,5 miliar dolar (58 persen), kontraktor 3,43 miliar dolar (12 persen), dan negara 8,96 miliar dolar (30 persen).

Pada harga minyak 60 dolar per barel, penerimaan migas diperkirakan mencapai 34,16 miliar dolar yang terdistribusi ke "cost recovery" 18,41 miliar dolar (54 persen), kontraktor empat miliar dolar (12 persen), dan negara 11,75 miliar dolar (34 persen).

Terakhir, pada harga minyak 70 dolar per barel, penerimaan migas diperkirakan mencapai 38,46 miliar dolar yang terdistribusi ke "cost recovery" 18,93 miliar dolar (49 persen), kontraktor 4,62 miliar dolar (12 persen), dan negara 14,92 miliar dolar (39 persen).

Angka "cost recovery" dan penerimaan negara tersebut dengan asumsi produksi minyak pada 2015 sebesar 849 ribu barel per hari dan gas 1,177 juta barel per hari atau total produksi migas 2,026 juta barel per hari.

Padahal, pada 2014, realisasi penerimaan migas mencapai 52,67 miliar dolar yang terdiri atas negara 28,33 miliar dolar (54 persen), "cost recovery" 15,91 miliar dolar (30 persen), dan kontraktor 8,43 miliar dolar (16 persen).

Realisasi produksi minyak pada 2014 sebesar 794 ribu barel per hari, gas 1,218 juta barel per hari, harga minyak 100,48 dolar per barel, dan harga gas 9,91 dolar per MMBTU.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015