"Tahun 90-an dulu, rumah ini belum ada. Ini hanya kebon sayur luas dengan istal kuda di ujung sana. Saya ingat diajak Om Bob naik motor gede (moge) ke sini dari rumahnya yang di Kemang. Dia gak pernah panggil saya Miing, dia bilang: 'Ded, sini Om yang bawa motornya. Nanti pulangnya kamu yang bawa'. Waktu itu dia baru punya motor besar," kenang Miing usai melayat rumah duka di Jalan P&K, Cirendeu, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa.
Miing mengaku dirinya kaget saat mendapat kabar Bob Sadino meninggal karena dia dan Bob Sadino sangat dekat.
"Saya kaget sekali karena tidak dapat info langsung dari keluarga saat beliau dirawat karena mungkin kesibukan keluarga dan sebagainya, lalu kemarin tiba-tiba teman-teman BBM dan SMS mengabari Om Bob meninggal," katanya.
Miing juga mengenang Bob Sadino sebagai sosok yang "nyleneh" dalam berwirausaha.
"Dulu sehari-hari kami bikin roadshow ke perguruan tinggi tentang kewirausahaan. Saya jadi moderator, Beliau jadi nara sumber. Om Bob salah satu orang yang mengacak-acak cara pikir akademisi. Tak perlu banyak ilmu tapi satu ilmu saja dan terwujud," kenang Miing.
Miing berharap masyarakat mengenang Bob Sadino sebagai sosok inspiratif terutama dalam bidang wira usaha.
"Saya merasa dekat dan sangat kehilangan Beliau. Demikian juga dengan orang-orang yang pernah menimba ilmu dari Om Bob, baik karyawan, teman dekat atau masyarakat yang mendapat inspirasi dari dia," katanya.
Pengusaha Bambang Mustari Sadino atau biasa disapa Bob Sadino akan dimakamkan siang ini di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Bob Sadino yang lahir di Tanjung Karang, Lampung, 9 Maret 1933 itu meninggal dunia di usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Senin (19/1), sekitar pukul 18.05 WIB.
Pengusaha nyentrik yang senang mengenakan kemeja dan celana pendek itu meninggalkan dua orang anak (Mira Andiani dan Shanti Dwi Ratih) serta empat orang cucu. Bob meninggal beberapa bulan setelah, istrinya (Soelami Sodjoed) tutup usia.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
