Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) memperkirakan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2015 hanya 17,85 juta kiloliter atau turun 62 persen dibandingkan realisasi 2014 sebanyak 46,48 juta kiloliter.

"Konsumsi solar 2015 diperkirakan 17 juta kiloliter dan minyak tanah 850 ribu kiloliter," kata Wakil Presiden Senior Pemasaran dan Distribusi BBM Pertamina Suhartoko sebelum rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa.

Ia  menjelaskan bahwa menurut Peraturan Presiden No.191/2014 subsidi hanya diberikan pada dua jenis BBM yakni solar dan minyak tanah

Sementara BBM jenis premium di wilayah penugasan Jawa maupun luar Jawa yang sebelumnya masuk BBM subsidi, menurut dia, sudah ditetapkan sebagai BBM nonsubsidi.

"Premium sudah nonsubsidi, sehingga kuotanya, meski di wilayah penugasan, tidak ditetapkan lagi," ujarnya.

Suhartoko mengatakan menurut perkiraan konsumsi solar pada 2015 naik dibandingkan 2014 yang terealisasi 15,95 juta kiloliter.

"Kenaikan ini dikarenakan pertambahan kendaraan," katanya.

Sedangkan konsumsi minyak tanah 2015 diperkirakan turun dibandingkan realisasi tahun 2014 sebanyak 916,6 ribu kiloliter.

Menurut dia, konsumsi minyak tanah turun karena program konversi minyak tanah ke elpiji yang pada 2015 ditargetkan bertambah dua juta paket perdana.

Suhartoko menambahkan konsumsi BBM jenis premium pada 2015 diperkirakan mencapai 32 juta kiloliter dan pertamax dua juta kiloliter.

"Porsi premium di Jawa sekitar 60 persen, sisanya di luar Jawa," katanya.

Pada 2014, konsumsi premium mencapai 29,6 juta kiloliter dan pertamax 900 ribu kiloliter.

"Konsumsi pertamax ditargetkan naik lebih dari 100 persen," ujarnya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015