Dua penyakit ini hampir sama, yaitu menyebabkan peradangan pada selaput otak. Cuma penyebabnya yang berbeda."
Negara (ANTARA News) - Sejumlah anak di Kabupaten Jembrana, Bali, yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Negara dengan kondisi tidak sadarkan diri diduga terserang virus yang menyebabkan peradangan otak.

"Dari analisis dokter spesialis kami, diduga yang menyerang adalah arbovirus yang biasanya berasal dari nyamuk dan kotoran ternak. Tapi untuk kepastiannya, kami masih menunggu pemeriksaan laboratorium di Denpasar," kata Direktur RSUD Negara, dr Made Dwipayana, Selasa.

Sampel darah masing-masing anak yang terserang virus tersebut sudah dikirim ke Denpasar, namun belum diketahui kapan akan diperoleh hasilnya.

Dalam kesempatan itu dia juga melakukan klarifikasi dengan mengatakan, pasien anak dengan penyakit yang sama berjumlah empat orang, bukan lima orang seperti informasi sebelumnya.

Menurut Dwipayana, satu orang anak lagi terkena meningistis, yang gejala dan dampaknya hampir sama dengan pasien yang terserang arbovirus.

"Dua penyakit ini hampir sama, yaitu menyebabkan peradangan pada selaput otak. Cuma penyebabnya yang berbeda," ujarnya.

Dari empat pasien tersebut, dia menyebutkan tiga di antaranya sudah sadar.

Dari keterangan keluarga pasien, anak tersebut sudah cukup lama mengalami panas tinggi disertai kejang di rumah, namun baru dibawa ke rumah sakit saat sudah parah.

"Satu anak yang masih belum sadarkan diri ini terus kami pantau, dengan penanganan sesuai standar penyakit akibat arbovirus," katanya.

Kepada masyarakat, Dwipayana mengimbau untuk menjauhi sementara lokasi peternakan seperti kandang babi karena saat musim hujan seperti ini, nyamuk yang menularkan arbovirus berkembang biak.

Sampai saat ini Rahmadatul Aulia (7), warga Desa Tegalbadeng Barat, yang sudah dirawat sekitar tujuh hari belum sadarkan diri.

"Sejak masuk kesini seminggu lalu, anak saya ini belum sadarkan diri. Tapi kondisinya sudah mulai membaik, karena tangannya sudah mulai bergerak-gerak, kata Hayatul, ibu Rahmadatul.

Menurut dia, anak tersebut juga kadang berteriak tidak jelas, meskipun dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Hayatul dan Komang Darna, keluarga pasien lainnya mengatakan, di dekat rumah mereka memang terdapat kandang babi.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, dr Putu Suasta berjanji akan mengecek lingkungan rumah masing-masing pasien untuk mengetahui penyebab penularan virus tersebut.

"Adanya kasus penyakit akibat virus seperti ini baru pertama kali terjadi di Jembrana. Kami akan melakukan pengecekan ke lapangan," katanya.

Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015