Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui dengan baik apa itu thariqah
Jakarta (ANTARA News) - Menyikapi munculnya berbagai faham atau sekte yang dinilai melenceng dari ajaran agama  bahkan ada juga yang menyatakan diri sebagai thariqah, diperlukan panduan dan acuan bagi masyarakat mengenai thariqah yang bisa diikuti dan yang tidak, harus ada batas pembeda yang jelas.

“Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui dengan baik apa itu thariqah. Artinya, masyarakat memerlukan sebuah panduan atau acuan, mana-mana thariqah yang bisa diikuti, dan mana thariqah yang tidak. Harus ada batas pembeda yang jelas,” terang Menag yang didampingi Sekjen Nur Syam dan Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin ketika menerima Pengurus Pusat Jama’ah Ahlu al-Thariqah Al-Mu’tabaroh Al-Nahdliyah (Jatman) PB NU di ruang kerja Menag, di Jakarta, Rabu (21/1) sore

Menag menilai Jatman memiliki kompetensi atau kewenangan untuk menentukan thariqah mana yang bisa diikuti dan tidak. Menag memberikan masukan agar masalah ini bisa dibicarakan secara mendalam dalam suatu halaqah atau muzakarah, di mana para ulama yang berkompeten diundang untuk bersama-sama merumuskan hal ini.

“Untuk itu, mungkin Litbang dan Bimas Islam Kemenag bisa diikutsertakan,” tambah Menag.

Mewakili Jatman, KH A Mu’thi Nurhadi menyatakan, bahwa Jatman merupakan Badan Otonom Pengurus Besar NU dengan jumlah jemaah mencapai 40 juta orang tersebar di 43 Thariqah al-mu’tabaroh dengan 400 cabang lebih di seluruh Indonesia, dan cabang istimewa di beberapa negara sahabat, seperti Malaysia, dan Singapura.

Kepada Menag KH Mu’thi Nurhadi menyampaikan rencana Jatman yang akan mengadakan Munas di Balikpapan bulan Maret Tahun 2015 yang akan dihadiri Wapres Jusuf Kalla. Sebelum Munas, akan diadakan pertemuan Mursyid se-Indonesia di Pekalongan pada 23-25 Januari ini, bersama TNI-Polri.

“Thariqah di Indonesia, berbeda dengan thariqah di wilayah Timur Tengah. Jika di Timur Tengah satu thariqah bisa beda pendapat, kalau di Nusantara ini, banyak thariqah mampu bersatu dan bekerja sama. Hal ini kami lakukan juga, dalam rangka berperan aktif membangun negara tercinta ini,” ujar KH Nurhadi.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015