... karena batu Kabaena itu tidak lepas dari sifat mistisnya...
Bombana, Sulawesi Tenggara (ANTARA News) - Batu permata asal Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, menjadi rebutan banyak kalangan, terkhusus pejabat setempat sebab dianggap antik dan unik sehingga nampak indah saat digunakan.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Bombana, Rusman, di Bombana, Kamis, mengatakan, batu permata asal Kabaena yang dihasilkan pengrajin setempat telah tersebar tidak saja di kalangan pejabat setempat tetapi telah merambah hingga ke daerah lain.

Sekarang, rata-rata pejabat Bombana "demam" batu permata Kabaena itu. Batu itu memang unik, warna yang ditampilkan beraneka rupa dan bisa menimbulkan kesan berganti-ganti warna. 

Menurut Rusman, selain di kalangan pejabat setempat, permata asal Kabaena itu menjadi rebutan masyarakat karena memiliki "unsur hidup" sehingga dapat menggerakkan tampilan pada telepon genggam layar sentuh.

"Menggerakkan tampilan pada telepon layar sentuh menggunakan batu permata asal Kabaena itu unik, sebab tidak semua jenis batu dapat digunakan untuk hal semacam itu," ujarnya.

Malik, salah satu pejabat di Bombana, juga tertarik memiliki batu Kabaena sebab warna dan tampilannya sangat memikat.

"Unik karena batu Kabaena itu tidak lepas dari sifat mistisnya," celetuk Budiman A Razak, pejabat lain kolega Malik. Dia tidak mengungkap harga batu permata itu.

Malik kembali menimpali, dia mengoleksi batu Kabaena bukan karena dugaan sifat mistisnya itu, melainkan karena keindahan aneka warna dari batu yang dimilikinya itu.

Sementara itu salah seorang anggota DPRD Bombana, Ahmad Yani, menjelaskan, batu permata Kabaena itu terdapat di Desa Pongkalaero dan Batuawu, Kecamatan Kabaena Selatan.

"Lokasi batu permata di Desa Pongkalaero dan Batuawu dapat dijangkau dengan menggunakan perahu bermesin (katinting) menyusuri pantai ke arah selatan sekitar 45 menit, dilanjutkan dengan jalan kaki menelusuri Sungai Wawua ke arah hulu sejauh sekitar empat kilometer," ujarnya.

Sedangkan di Desa Batuawu, lanjut Ahmad Yani untuk sampai ke lokasi batu permata, dapat menggunakan perahu dengan jarak tempuh sekitar 45 menit ke arah utara menyusuri pantai dari kampung Batuawu.

"Setelah itu dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 1,5 km menyusuri alur sungai kering liar hingga ke wilayah kontrak kerja PT Vale," urainya.

Pewarta: Azis Senong
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015