Freetown (ANTARA News) - Sekolah-sekolah di Sierra Leone akan dibuka kembali pada  Maret, kata pemerintah negara Afrika Barat itu, Rabu, delapan bulan setelah para siswa dipulangkan dan kelas ditutup akibat wabah virus Ebola.

Wabah Ebola telah menewaskan sekitar 8.626 orang di tiga negara Afrika Barat yakni Sierra Leone, Guinea, dan Liberia, serta menginfeksi hampir 21.700 orang, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu, seperti dilaporkan Reuters.

Pemerintah Sierra Leone mengatakan dalam satu pernyataan bahwa keputusan untuk membuka kembali sekolah-sekolah diambil setelah pertemuan konsultasi yang dipimpin oleh Presiden Ernest Bai Koroma, Rabu.

Ia menambahkan, fasilitas-fasilitas akan disediakan untuk memastikan bahwa siswa dan guru dalam kondisi aman.

"Kami berencana untuk memastikan sekolah-sekolah kami aman dan didesinfeksi sehingga kita bisa kembali dengan anak-anak kita ke sekolah, " kata menteri pendidikan, Dr Minkailu Bah.

Dia mengatakan guru akan dilatih menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh murid dan anggota staf lain, dan ember berisi air yang mengandung klor akan tersedia di semua sekolah.

Ebola ditularkan melalui cairan tubuh, dan salah satu gejala awal penyakit ini adalah demam.

Bah mengatakan bahwa biaya sekolah akan disubsidi untuk semua murid di sekolah menengah guna membantu orang tua. Kementerian juga akan memberikan materi pengajaran dan pembelajaran.

Kepala Satuan Tugas Ebola Inggris di Sierra Leone, Donal Brown, menyerukan penilaian risiko yang tepat, status penyakit dan kondisi di lapangan sebelum sekolah dibuka kembali.

Beberapa sekolah di seluruh negeri saat ini sedang digunakan sebagai pusat perawatan Ebola untuk mengobati pasien.

(Uu.H-AK)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015