Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp12.496 dibandingkan sebelumnya Rp12.476 per dolar AS.

"Sentimen di pasar uang cukup bervariasi pada hari ini sehingga membuat rupiah berbalik arah setelah mengalami penguatan pada pagi tadi," kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Kamis.

Dari dalam negeri, ia mengemukakan, lolosnya perppu pilkada di DPR untuk disahkan menjadi undang-undang telah meredakan kekhawatiran investor terhadap risiko politik Indonesia.

Kondisi itu dapat memberikan harapan bahwa perubahan anggaran pemerintah RAPBN-P 2015 mungkin juga akan lolos di DPR.

Namun dari eksternal, lanjut dia, bank sentral Eropa (ECB) sedang bersiap untuk menggelar pertemuan yang diperkirakan mengumumkan pembelian obligasi pemerintah melalui program "quantitative easing" (QE).

Menurut dia, jika ECB menjalankan QE maka akan mempertegas kontrasnya outlook kebijakan moneter Eropa dengan bank sentra AS (Federal Reserve) yang tengah bersiap untuk menaikkan suku bunganya pada tahun ini.

Merebaknya ekspektasi bahwa ECB akan meluncurkan kebijakan QE mendorong dolar AS meningkat.

"Situasi itu yang memberikan sentimen negatif bagi rupiah. Namun, pergerakan mata uang rupiah masih cenderung dalam kisaran yang stabil," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri mengambil posisi ambil untung setelah rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan pada perdagangan hari sebelumnya (Rabu, 21/1).

"Faktor eksternal lebih dominan mempengaruhi laju mata uang rupiah terhadap dolar AS," ujarnya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (22/1) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.451 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (21/1) di posisi Rp12.557 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015