Amerika (ANTARA News) - Sering kali setelah hujan turun memunculkan aroma yang menyegarkan. Para peneliti menemukan mekanisme keluarnya aroma hujan itu.



Sebelum hujan menyentuh tanah, hujan hanyalah air. Dia tidak berbau. Tetapi setelah hujan menyentuh tanah dan berinteraksi, memunculkan aroma yang menyegarkan. Kini para peneliti telah mengidentifikasi mekanisma keluarnya aroma ini ke lingkungan.



Aroma ini memiliki nama yang disebut "Petrichor". Berasal dari kata Yunani "petra" yang berarti "batu", dan "ischor" yang mengacu pada cairan yang mengalir seperti darah di pembuluh darah para dewa.


Fenomena ini pertama kali ditandai oleh dua peneliti Australia pada 1964, tetapi para peneliti tidak mengerti mekanisme fisik di balik itu.



"Mereka berbicara tentang minyak yang dipancarkan oleh tanaman dan bahan kimia tertentu dari bakteria yang mengarahkan aroma ini menyusul turunnya hujan setelah musim kering yang panjang," kata Cullen Buie, asisten profesor teknik mesin di  Massachusetts Institute of Technology di Cambridge. "Menariknya, mereka tidak membahas mekanisme bagaimana aroma itu menyebar ke udara."



Ketika hujan menyentuh permukaan, itu terperangkap di kantong kecil udara. Kemudian gelembung-gelembung melesat ke atas, sebelum pecah dan mengeluarkan partikel-partikel mikroskopis yang disebut aerosols ke udara. Para peneliti mengira bahwa aerosols ini membawa aroma hujan.



Buie dan postdocter-nya Youngsoo Joung, memfilimkan hujan ketika menyentuh 38 jenis permukaan: 12 bahan rekayasa dan 16 sampel tanah.



Para peneliti mengamati proses itu dengan sistem kamera berkecepatan tinggi. Tergantung pada kecepatan tetesan dan sifat tanah, aerosol itu bisa menyebar dalam beberapa mikrodetik.



Menurut penelitian itu, hujan ringan dan sedang menghasilkan lebih banyak arosols dari pada hujan lebat.



Para peneliti telah lama mengobservasi bahwa hujan bisa terperangkap dan mengeluarkan aerosols ketika jatuh di air, tetapi ini pertama kali mereka mengobservasi proses yang terjadi di tanah.



Para peneliti juga berpendapat bahwa aerosols itu tidak hanya menyebarkan aroma, tetapi juga kontaminan, seperti virus dan bakteria dari tanah.



Penelitian di masa depan akan berfokus pada seberapa mudah dan jauh kontaminan ini bisa menyebar, demikian seperti dikutip di livescience.com.

Penerjemah: Okta Antikasari
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015