... fokus dua negara itu, setelah itu baru kemudian kita segera buka di Malaysia...
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Tbk menargetkan pembukaan cabang di Korea Selatan dan Myanmar akan terealisasi pada 2015.

"Pengajuan pembukaan cabang di Korea sudah disampaikan pada akhir 2014, sementara untuk Myanmar sudah diajukan sejak setahun lalu," kata Direktur Utama Bank BNI, Gatot M Suwondo, di sela diskusi Optimalisasi Didiven BUMN Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, ekspansi BNI ke kedua negara tersebut masuk Rencana Bisnis Bank yang sudah disampaikan kepada pemegang saham.

"Kami fokus dua negara itu, setelah itu baru kemudian kita segera buka di Malaysia," katanya.

Ia menjelaskan, untuk membuka cabang di luar negeri bukan perkara mudah karena harus mengikuti regulasi yang berlaku di suatu negara.

Untuk itu BNI menerapkan strategi based on related business, yaitu BNI siap menjembatani pengusaha nasional yang kebetulan ekspansi usaha ke luar negeri.

"Sedangkan dari negara tersebut kita mengharapkan ada investor yang mau menanamkan modal di Indonesia," ujarnya.

Cabang BNI di Korea Selatan sesuai dengan permintaan berbentuk kantor cabang sepenuhnya, namun yang di Myanmar sesuai ketentuannya tidak bisa demikian.

"Di Korea Selatan, selain menjembatani investor juga melayani jasa keuangan bagi para TKI. Sedangkan di Myanmar murni soal investasi yang terus meningkat di antara kedua negara," tegasnya.

Meski demikian, dia tidak merinci modal setor pendirian cabang bank di kedua negara itu, termasuk investasi gedung dan SDM.

"Modalnya (Korea Selatan) pasti besar namun pemenuhannya bisa bertahap. Sedangkan di Myanmar, negara itu sedang membenahi UU Perbankan-nya," kata Suwondho.

Sementara, pembukaan cabang BNI di Malaysia ia mengatakan, masih dalam tahap wacana.

"Pembukaan cabang di Malaysia belum kami ajukan. Baru sebatas bicara dengan OJK," ujarnya.

Namun sesuai ketentuan pembukaan bank di sana, mengharuskan persyaratan memiliki modal sekitar Rp1 triliun, itu pun statusnya anak usaha bukan cabang.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015