Tokyo (ANTARA News) - Pemerintah Jepang berjanji tidak akan menyerah untuk menyelamatkan dua warganya yang disandera kelompok militan Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) setelah berlalunya batas waktu penyerahan uang tebusan yang mereka minta.

Hingga kini belum ada informasi yang menyebutkan apakah kedua sandera bernama Kenji Got dan Haruna Yukawa itu masih hidup.

Para militan mengancam akan membunuh kedua sandera jika mereka tidak menerima 200 juta dolar AS dalam jangka waktu 72 jam atau Jumat pukul 02:50 waktu Jepang.

"Ini adalah jalan yang sangat sulit untuk membebaskan mereka meskipun menempuh berbagai cara," kata Wakil Menteri Luar Negeri Yasuhide Nakayama, yang sedang menuju upaya penyelamatan dua warga negaranya dari ibukota Yordania, Amman.

"Kami saat ini fokus meneliti lebih banyak informasi. Kami tidak akan pernah menyerah. Kami akan membawa mereka pulang," kata Menlu Fumio Kishida yang mengatakan belum ada informasi baru setelah bertemu dengan gugus tugas darurat, Sabtu pagi.

Sebelumnya pada pekan ini ISIS merilis video yang menunjukkan Goto dan Yukawa berlutut di padang pasir yang diancam dieksekusi oleh seorang pria dengan bahasa Inggris aksen British.

ISIS telah membunuh lima sandera Barat sejak Agustus tahun lalu, namun ini pertama kalinya mereka menyandera warga Jepang.

Ibunda Goto, Junko Ishido pada Jumat menyampaikan permohonan emosional untuk mengasihi anaknya.

"Saya berkata kepadamu wahai orang-orang ISIS, Kenji bukan musuh Anda. Mohon bebaskan dia," katanya.

Penasehat Perdana Menteri Shinzo Abe, Yosuke Isozaki mengatakan ada beberapa komunikasi "tidak langsung" komunikasi dengan ISIS.

Tokyo memiliki pengaruh diplomatik yang tak banyak di Timur Tengah, namun media lokal mengatakan, Abe dapat memanfaatkan hubungan dekatnya dengan President Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menyelamatkan para sandera.

Sementara pada Jumat, duta besar Amerika Serikat untuk Jepang Caroline Kennedy dan para pejabat militer AS, mengunjungi Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani.

"Pemerintah AS siap membantu dan mendukung Jepang karena kita adalah mitra yang kuat," kata dia seperti dikutip AFP.




Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015