PBB, Amerika Serikat (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengecam serangan roket mematikan di pelabuhan Mariupol, yang dikuasai Pemerintah Ukraina, Sabtu (24/1), dan mencela "pernyataan provokatif" yang disampaikan oleh kelompok pejuang separatis pro-Rusia.

Pernyataan Ban itu dikeluarkan setelah gerilyawan pro-Kremlin mengumumkan serangan besar dan tembakan roket berat yang menewaskan sedikitnya 30 orang di Mariupol, yakni pelabuhan strategis yang menghubungkan wilayah kelompok separatis dengan wilayah Krimea --yang dikuasai Rusia.

Dalam pernyataan Ban yang dibacakan oleh juru bicaranya, Ban "sangat mengutuk serangan roket hari ini di kota Mariupol, yang dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil dan melukai lebih dari seratus orang".

"Dia (Ban) mennyatakan bahwa roket tampaknya telah diluncurkan tanpa pandang bulu ke wilayah warga sipil, yang merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional".

Sekjen PBB itu juga mengecam "pernyataan pemimpin gerilyawan tentang penarikan diri sepihak dari gencatan senjata, dan terutama pernyataan provokatif tentang upaya mengklaim wilayah (lain di Ukraina) lebih lanjut".

Ia mengatakan penarikan diri dari gencatan senjata merupakan pelanggaran komitmen terhadap perjanjian Minsk, yang disepakati pada September lalu, yang memerintahkan penarikan senjata berat dan gencatan senjata.

"Perdamaian, integritas dan stabilitas wilayah Ukraina, yang secara intrinsik terkait dengan wilayah yang lebih luas, harus segera dikembalikan," tambah pernyataan itu.

Alexandre Zakharchenko, pemimpin Republik Donetsk --yang melepaskan diri secara sepihak, mengumumkan awal peluncuran sebuah serangan di Mariupol.

Serangan itu telah menyebabkan sedikitnya 30 orang tewas dan melukai 90 orang, menurut hitungan sementara AFP yang diperoleh dari juru bicara kota Mariupol Oleg Kalinin.

Namun, pernyataan Ban tidak menyebutkan pihak yang bertanggung jawab atas serangan roket.

(Uu.Y012)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015