... Ini prestasi membanggakan sekaligus angkah nyata Indonesia dalam mendukung kebijakan pembangunan perikanan berkelanjutan...
Jakarta (ANTARA News) - Sejarah baru perikanan laut Indonesia berhasil ditorehkan, yaitu saat ikan tuna sirip kuning alias yellow-fin tuna (Thunnus albacares) bisa dipijahkan di luar habitat alami untuk pertama kalinya di dunia oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan KKP, Achmad Poernomo, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, mengatakan, "Ini prestasi membanggakan sekaligus angkah nyata Indonesia dalam mendukung kebijakan pembangunan perikanan berkelanjutan." 

Adalah Unit Pelaksana Teknis Balitbang Kelautan Perikanan yakni Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut di Gondol, Bali, yang berhasil melakukan ini. 

Habitat buatan untuk pemijahan tuna sirip kuning itu adalah keramba jaring apung, tempat sekitar 500.000 telur ikan konsumsi itu dipijahkan.

Tercatat, pemeliharaan induk di keramba ini di laut menunjukkan sintasan (survival rate) di atas 80 persen.

Sebagai catatan pemijahan ikan tuna di KJA pertama kali pada 21 Januari 2015. Lebih rinci, tim peneliti menggunakan satu unit keramba itu berdiameter pelampung 50 meter dengan ukuran mata jaring 2.5 inci dan kedalaman jaring sembilan meter.

Dalam kegiatan pembudidayaan tuna sirip kuning, calon induk di peroleh dari perairan laut Bali Utara sebanyak 114 tuna dengan ukuran 0,5-1 kilogram.

Tuna dianggap sebagai indukan bila telah berukuran 20-30 kg dengan waktu pemeliharaan selama satu tahun, dan di keramba itu mereka diberi pakan dua kali sehari. 

Calon indukan diberi pakan berprotein tinggi, yaitu ikan layang dan cumi-cumi dengan rasio 1:1, dan ditambahkan vitamin sebanyak 2.5 persen dari jumlah pakan ikan.

Indonesia salah satu negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia. Tercatat total produksi tuna mencapai 613.575 ton per tahun dengan nilai penjualan sebesar Rp6,3 triliun pertahun, dengan tujuan ekspor Thailand, Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015