Port-Au-Prince (ANTARA News) - Pemerintah Haiti mendesak Dewan Keamanan PBB untuk tidak mengurangi jumlah pasukannya menjelang pelaksanaan pemilu penting di negara itu.

Menteri Kehakiman Haiti Pierre-Richard Casimir membuat permintaan untuk mengunjungi utusan PBB dari negara-negara anggota dewan keamanan saat mereka mengunjungi akademi polisi dari negara yang sangat miskin itu.

"Saya mendesak Dewan Keamanan untuk tidak mengurangi jumlah tentara MINUSTAH (pasukan penjaga perdamaian) selama proses pemilu," kata Casimir.

"Sebaliknya, kehadiran mereka diperlukan untuk memperkuat kontingen misi PBB selama persiapan untuk menyelenggarakan pemilihan umum," ujar dia.

Masyarakat Haiti telah menunggu pemilu baru selama tiga tahun.

Presiden Haiti telah memerintah negara dengan dekrit sejak legislatif dibubarkan awal bulan ini, dan hal itu membuat presiden sebagai satu-satunya pemimpin yang posisinya tidak stabil, dengan protes keras dari oposisi yang kadang-kadang muncul.

"Di Haiti, seperti di beberapa tempat lain, periode pemilu kadang-kadang ditandai dengan ketegangan dan perselisihan," kata Casimir. Dia menekankan bahwa pemerintah Haiti mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan pemilu berjalan lancar.

Casimir, yang baru-baru ini diangkat menjadi Menteri Keadilan dan Keamanan Publik, menunjuk Resolusi Dewan Keamanan PBB 2180, yang menyerukan PBB untuk menghadirkan pasukan perdamaian dalam situasi seperti yang dihadapi Haiti.

"Atas nama presiden, kepala pemerintahan dan atas nama saya sendiri, saya tegaskan kepada Dewan Keamanan PBB permintaan kami untuk mempertahankan jumlah pasukannya," kata dia.

Ketika ditanya tentang permintaan Haiti itu, utusan PBB dari Chile Christian Barros Melet, yang memegang jabatan presiden bergilir dalam DK PBB, mengatakan masih terlalu dini untuk badan perdamaian dan keamanan internasional itu untuk membuat keputusan.

Utusan PBB dari AS Samantha Power menyebutkan bahwa polisi nasional Haiti telah memperbaiki dan meningkatkan jajarannya.

Pada Oktober 2014, DK PBB memperbarui mandat MINUSTAH untuk menetap setahun lagi di Haiti, tetapi telah mengurangi setengah jumlah pasukan menjadi 2.370 tentara seiring dengan kondisi keamanan yang lebih baik. Jumlah polisi dipertahankan sebanyak 2.600 petugas.

Para duta besar PBB mengakhiri kunjungan selama tiga hari mereka pada Minggu (25/1) di negara Karibia yang didera krisis politik serius itu.

Sebelum naik ke pesawat mereka, Power dan Barros Melet meninggalkan bunga di tugu peringatan bagi korban gempa Januari 2010 yang membuat ibukota Haiti menjadi puing-puing.

Power dan Barros Melet menegaskan seruan mereka agar pemilu dapat diadakan sesegera mungkin, demikian laporan AFP.

(Uu.Y012)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015