Dari data resmi pemerintah tahun 2014, produksi beras tahun 2014 adalah 42 juta ton lebih. Sementara konsumsi masyarakat dengan jumlah 240 juta warga hanya 25 juta ton. Artinya, kita sudah surplus beras 17 juta ton. Tapi kenapa selama ini kita masih
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mempertanyakan hilangnya 17 juta ton beras selama tahun 2014.

"Dari data resmi pemerintah tahun 2014, produksi beras tahun 2014 adalah 42 juta ton lebih. Sementara konsumsi masyarakat dengan jumlah 240 juta warga hanya 25 juta ton. Artinya, kita sudah surplus beras 17 juta ton. Tapi kenapa selama ini kita masih impor beras? kemana hilangnya dan siapa yang bermain," kata Daniel di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Ia memprediksi, beras yang diimpor oleh pemerintah selama ini, tidak tertutup kemungkinan adalah beras petani sendiri.

"17 juta ton ini kemana barangnya. Seharusnya kita bisa ekspor. Jangan-jangan yang kita impor adalah beras kita sendiri, hanya ganti baju. 17 juta ton sama dengan Rp170 triliun dan siapa yang main," katanya.

"Kita minta penjelasan sejelas-jelasnya kepada pemerintah dan Bulog raibnya 17 juta ton beras itu," imbuh dia.

Dengan data yang ada tersebut, tidak ada alasan bagi pemerintah maupun Bulog untuk melakukan import.

"Kenapa selama ini kita terus melakukan impor beras. Apapun alasannya impor segera distop karena menghabiskan devisa dan merugikan petani kita," tutur Daniel.

Ia juga menyatakan, pemerintah, untuk tahun 2015 akan melakukan impor. Padahal, pemerintah menargetkan produksi padi atau beras 10 persen dibanding tahun 2014.

"Ada kebijakan impor tahun 2015, tapi belum tahu berapa besarnya, kita juga akan minta penjelasan Bulog," kata Daniel Johan.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015