Dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh media Israel pada September, 43 tentara cadangan anggota unit mata-mata itu menolak untuk menjalankan tugas demi menghindari berpartisipasi dalam dugaan ketidakadilan yang dilakukan terhadap warga Palestina.
Israel memiliki 8200 anggota unit yang mengkhususkan diri dalam pertahanan siber.
Para prajurit, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, mengatakan mereka menolak untuk "terus menjalankan sistem yang mempengaruhi hak-hak jutaan orang lain".
Mereka juga mengkritik bahwa kegiatan mata-mata mereka terlibat "penganiayaan politik", demikian laporan AFP.
(Uu.H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015