Jember (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat sebanyak tiga penderita demam berdarah di kabupaten setempat meninggal dunia selama bulan Januari 2015.

"Jumlah penderita DB selama Januari ini mencapai 199 orang dan tiga di antaranya meninggal dunia, karena kondisinya sudah parah," kata Humas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember, Yumarlis di Jember, Selasa.

Menurut dia, jumlah penderita DB pada bulan Januari 2015 meningkat dibandingkan pada Desember 2014 sebanyak 105 pasien yang tersebar di sejumlah kecamatan.

"Peningkatan jumlah penderita DB seiring dengan curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Jember, sehingga banyak genangan air tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti," tuturnya.

Ia menjelaskan biasanya pasien DB yang meninggal dunia karena pihak keluarga terlambat membawa ke rumah sakit (RS) atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat.

"Dokter dan perawat akan kesulitan menangani pasien DB yang kondisinya sudah parah, sehingga hal itu menyebabkan kematian bagi penderita yang terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti," paparnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk segera membawa penderita DB, dengan gejala demam tinggi, timbul bintik merah, mual dan pusing ke pelayanan kesehatan terdekat.

"Apabila gejala DB sudah terlihat, maka pihak keluarga harus membawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, supaya mendapat pertolongan sejak dini dan terhindar dari kematian," tuturnya, menjelaskan.

Yumarlis mengatakan sebanyak 199 pasien penderita DB selama Januari 2015 tersebar di enam kecamatan yakni Kecamatan Ambulu, Tempurejo, Wuluhan, Kaliwates, Sumbersari, dan Kecamatan Patrang.

"Meskipun jumlah kasus DB di Jember cukup tinggi, pihak Dinkes Jember belum menetapkan kejadian luar biasa (KLB) karena angka tersebut belum masuk katagori KLB," ucapnya.

Untuk menekan jumlah penderita DB, kata dia, pihaknya gencar mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dengan cara "3M" yakni menutup, mengubur dan menimbun barang-barang yang tidak terpakai di sekitar lingkungan.

"PSN merupakan langkah efektif untuk mengurangi penyebaran penyakit DB, sehingga kebersihan lingkungan sekitar rumah tetap terjaga, namun fogging juga tetap dilakukan," ujarnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015