Sebenarnya sama saja, tidak ada perbedaan di lapangan. Tapi tetap sempat kaget
Denpasar (ANTARA News) - Pebulu tangkis tunggal putra klub Mutiara Cardinal Bandung Firman Abdul Kholik mengaku kaget bertemu lawan main yang juga menggunakan tangan kiri (kidal) dalam turnamen Djarum Superliga Badminton 2015.

"Sebenarnya sama saja, tidak ada perbedaan di lapangan. Tapi tetap sempat kaget," kata Firman selepas bertanding melawan tunggal putra Tonami Jepang Sho Sasaki di GOR Lila Bhuana Denpasar Bali, Selasa.

Dalam pertandingan selama 55 menit itu, pebulu tangkis kelahiran 11 Agustus 1997 tersebut kalah dengan skor 21-16, 18-21, 12-21.

"Lawan lebih susah selain pengaruh angin juga. Dia lebih berpengalaman dan lebih kuat secara fisik," kata atlet pusat pelatihan nasional Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Cipayung Jakarta itu.

Firman mengatakan telah berusaha menaikkan tempo permainan pada game kedua dan ketiga untuk membalikkan skor dan meraih kemenangan, tapi tidak mampu mengejar ketertinggalan dari Sasaki.

"Beban main pada partai tunggal tetap ada, tapi saya tidak fokus pada beban itu," katanya.

Atlet yang memulai karir dari klub bulu tangkis Kenari di Tasikmalaya itu mengaku mendapat pelajaran bermain dari atlet-atlet yang lebih pengalaman darinya.

"Kekuatan dan ketenangan mereka saat bermain bagus," kata Firman yang telah bermain tiga kali dengan satu kali menang dalam turnamen berhadiah total 200 ribu dolar AS itu.

Firman berharap dapat meraih peringkat 70 hingga 60 dalam catatan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada akhir 2015 dari peringkat 165 pada 22 Januari 2015.

Pada babak penyisihan Superliga Badminton 2015, Minggu (25/1), Firman menang dalam dua game langsung dari Anthony Sinisuka Ginting yang membela Hiqua Wima Surabaya dengan skor 21-13 dan 21-18 selama 40 menit.

Namun, Firman harus mengakui kemampuan Resky Aureza Megananda dari klub USM Blibli yang mengalahkannya dengan skor 12-21, 21-16, 19-21 dalam waktu satu jam pertandingan.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015