Samarinda (ANTARA News) - Puluhan ribu usaha kecil yang dijalankan kaum perempuan di kawasan perdesaan di Provinsi Kaltim terancam gulung tikar (tutup) jika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) tidak dilanjutkan pemerintah.

"Dalam PNPM-MPd ada istilah dana bergulir untuk modal usaha Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (KSPP) di perdesaan," ujar Kabid Ketahanan dan Sosial Budaya Masyarakat, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kaltim Musa Ibrahim di Samarinda, Selasa.

Jumlah KSPP yang tersebar di ratusan desa pada 80 kecamatan, tujuh kabupaten, Provinsi Kaltim ini sebanyak 4.508 kelompok. Masing-masing KSPP beranggotakan 6-12 orang, sehingga total pelaku usaha yang dijalankan mencapai puluhan ribu unit usaha.

Usaha yang dijalankan masing-masing individu dalam satu kelompok beraneka ragam, seperti ada yang berusaha di sub sektor perkebunan, peternakan, pertanian, menjual sembako, membuka kantin di sekolah, jual sayur, membuat aneka kue, souvenir, dan aneka usaha lain.

Sedangkan nilai pinjaman yang diberikan dari PNPM melalui Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di masing-masing kecamatan bervariasi yakni antara Rp10 juta hingga ratusan juta rupiah per kelompok, tergantung pada jenis usaha dan kemampuan UPK.

Menurutnya, sebaran unit usaha di perdesaan itu antara lain di Kabupaten Berau terdapat enam kelompok, di antaranya KSPP Pelita Hati di Desa Balikukup, Kecamatan Batu Putih dengan usaha produksi ikan asin, kemudian KSPP Beronang 5 di Desa Giring Giring, Kecamatan Biduk Biduk dengan usaha membuat roti bakar.

Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat enam kelompok unggulan, di antaranya KSPP Kenanga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana dengan produksi dompet manik, KSPP Dusun Dua di Desa Kota Bangun Ilir, Kecamatan Kota Bangun dengan produksi kerupuk ikan.

Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 12 usaha unggulan, antara lain KSPP Sumber Rejeki di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Rantau Pulung dengan produksi keripik jengkol, KSPP Usaha keluarga di Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan dengan budidaya jamur tiram.

Selanjutnya di Kabupaten Kutai Barat terdapat 11 kelompok unggulan, seperti KSPP Elsadai 1A di Desa Empas dengan produksi manik, KSPP Anggrak Merpati di Desa Melak Ilir dengan produksi aneka kue yang keduanya berada di Kecamatan Melak, dan KSPP Karangan Mandiri di Desa Karangan, Kecamatan Mook Manaar Bulant dengan usaha jualan sembako.

"Apabila PNPM tidak dilanjutkan, maka perputaran uang dari KSPP itu akan berhenti. Mereka tidak akan mendapat pinjaman modal usaha lagi sehingga akan semakin banyak warga desa yang menjadi miskin," ujar Musa.

Pewarta: M Ghofar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015