Jakarta (ANTARA News) - Christopher Daniel Sjarief tersangka penabrak hingga tewas empat orang --termasuk satu polisi-- dan empat luka berat, di Jakarta Selatan, dinyatakan polisi tidak terganggu jiwanya. 

"Hasil pemeriksaan psikologi tersangka normal," kata Kepala Polres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Wahyu Hadiningrat, di Jakarta Selasa.

Penyebab kecelakaan fatal itu, kata dia, karena Christopher tidak dapat mengendalikan diri. Akibatnya, tersangka bertindak hanya berdasarkan alam perasaannya dan kurang berpikir dampak yang akan muncul.

Selain itu, polisi juga menyebutkan hasil tes urin maupun darah Christopher dan rekannya, Muhammad Ali, terbukti tidak mengkonsumsi narkoba.

Pemeriksaan urin dan darah serta kondisi kejiwaan mereka dilakukan di Laboratorium Badan Narkotika Nasional (BNN), Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur, serta Bidang Dokter dan Kesehatan Polda Metro Jaya.

Pernyataan Hadiningrat berbeda dengan keterangan koleganya, Kepala Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul, yang mengungkapkan hasil tes urin Christopher menunjukkan positif mengkonsumsi narkoba jenis Lycergic Syntetic Diethylamide (LSD).

Meskipun pada keterangan awal kepada penyidik, Christopher mengaku mengkonsumsi narkoba jenis LSD namun Hadiningrat menegaskan, hal itu tidak dapat dijadikan alat bukti. 

Karena locus delicti di wilayah kerja Polres Metro Jakarta Selatan, maka penyidik dari polres itulah yang menjadi penyidik utama kasus kecelakaan maut berujung kematian banyak orang itu.

"Kami dalam melaksanakan proses sidik tidak mengacu pada pengakuan namun berdasarkan pada alat bukti," jelas dia, seraya menambahkan polisi telah memeriksa 12 orang saksi.

Sebelumnya, mobil Mitsubishi Outlander bernomor polisi B 1658 PJE yang dikemudikan Christopher menabrak beruntun tiga mobil dan beberapa motor di sepanjang Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa malam (20/1).

Akibatnya empat orang pengemudi sepeda motor meninggal dunia, yakni anggota Sabhara Polsek Metro Kebayoran Baru, Aiptu Batang Onang, Wisnu Anggoro, Mustofa dan Mahyudi Herman, serta beberapa orang terluka.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015