Kami tidak akan menyamakan nilai siswa di Papua dengan Jatim, tapi kami punya keberpihakan secara adil."
Surabaya (ANTARA News) - Sepuluh Rektor PTN se-Jawa Timur yang tergabung dalam Paguyuban Rektor PTN se-Jatim menyatakan tidak lagi tergantung pada hasil ujian nasional (UN) untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMTN).

"UN itu tergantung menteri (Mendikbud), tapi kami tidak lagi tergantung itu (UN)," kata Ketua Paguyuban Rektor PTN se-Jatim Prof Dr H Fasich Apt setelah rapat paguyuban di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa.

Rektor Unair Surabaya itu mengemukakan hal itu didampingi sejumlah rektor PTN se-Jatim dalam pertemuan yang membahas SNMPTN, UN, dan respons terhadap polemik KPK-Polri, di antaranya Unesa, ITS, UPN Veteran Jatim (Surabaya), Unej (Jember), Unijoyo (Bangkalan), Unibraw, dan UM (Malang).

Sementara itu, Rektor Unesa Prof Warsono selaku tuan rumah menegaskan bahwa PTN se-Jatim sudah menerapkan pola seleksi masuk PTN yang lebih objektif yakni peringkat nilai SMA untuk menentukan kuota sekolah guna menerima siswa sesuai nilai dan prestasi siswa.

"Kalau kami menggunakan UN, tapi kementerian tidak menggunakan, tentu akan terjadi dualisme, apalagi UN itu hanya menilai kompetensi, sedangkan kami sudah lama menggunakan penilaian prediksi," katanya.

Bahkan, PTN se-Jatim juga masih menerapkan standarisasi ke-Indonesia untuk menerima siswa dari seluruh provinsi secara merata. "Kami tidak akan menyamakan nilai siswa di Papua dengan Jatim, tapi kami punya keberpihakan secara adil," katanya.


Daya Tampung

Terkait daya tampung mahasiswa baru, ITS belum menentukan kuota (daya tampung) mahasiswa baru tahun 2015, namun Rektor ITS Prof Tri Yogi Yuwono memperkirakan akan terjadi penurunan kuota sekitar 5 persen dari sebelumnya sekitar 3.357 mahasiswa baru pada tahun 2014.

"Penurunan kuota ini disebabkan tenaga pengajar (dosen) di ITS banyak yang pensiun. Dari 945 dosen tahun 2013, kini tinggal sekitar 900 dosen. Itupun sudah termasuk dosen yang tugas belajar," katanya di sela rapat paguyuban rektor PTN se-Jatim itu.

Kendati tahun ini ada rekrutmen dosen, Tri Yogi menyatakan hal itu tetap akan menurunkan kuota mahasiswanya, karena ITS menerapkan perbandingan dosen dan mahasiswa dengan standar maksimal 1:20 demi menjaga kualitas pendidikan di ITS.

"Dosen yang sudah pensiun ini kan dosen senior dan tentu kualitasnya bagus. Jadi, kami juga melihat itu sebelum menentukan kuota mahasiswa baru. Insya Allah, Kamis (29/1) sudah ada kuota mahasiswa baru ITS," katanya.

Dalam rapat itu juga dihadiri jajaran rektorat UPN Veteran Jatim di Surabaya yang merupakan PTN baru. "Kami memiliki kuota mahasiswa baru sebanyak 4.000 orang yang akan diterima pada 21 prodi pada enam fakultas yang ada, tapi kami belum mengikuti SNMPTN untuk tahun ini, karena kami masih akan magang SBMPTN ke Unair dulu," kata Rektor UPN Veteran Jatim di Surabaya, Prof Dr Ir H Teguh Soedarto MP.

Sementara itu, Unesa sendiri mengalami peningkatan kuota mahasiwa baru hingga 523 orang, karena Unesa akan memiliki delapan prodi baru pada SNMPTN 2015. "Kuota mahasiswa baru kami meningkat dari 5.254 orang pada SNMPTN 2014 menjadi 5.777 orang pada SNMPTN 2015," kata Kepala Humas Unesa Dr Suyatno MPd.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015