Tripoli (ANTARA News) - Pemerintah dukungan Islam di Libya pada Selasa (27/1) menyatakan serangan terhadap hotel di Tripoli ditujukan kepada Perdana Menteri Omar Al-Hassi.

Pemerintah Penyelamatan Nasional, yang memproklamasikan diri secara sepihak, mengatakan dalam satu siaran pers bahwa beberapa "orang yang mencurigakan", setelah meledakkan bom di tempat parkir Hotel Corinthia pada pukul 10.00 waktu setempat, menyerbu ke dalam gedung dan bergerak ke arah kamar Al-Hassi.

Para penyerang, yang diidentifikasi sebagai loyalis pada mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, melempar granat dan melepaskan tembakan ke arah semua tamu di hotel tersebut, kata Xinhua, Rabu pagi.  Al-Hassi telah dipindahkan ke tempat aman, kata pernyataan itu.

Delapan orang, termasuk empat anggota pasukan keamanan dan empat staf hotel berkebangsaan asing, tewas selama serangan tersebut, kata kantor berita resmi Libya, LANA.

Pernyataan itu jauh berbeda dengan laporan media bahwa para penyerang memiliki hubungan dengan Negara Islam (IS).

Cabang IS di "Provinsi Tripoli" di Libya sebelumnya menyatakan serangan terjadi terhadap jejaring media sosial resminya, dan mengatakan kelompok tersebut melancarkan serangan sebab hotel itu menampung "perusahaan keamanan dan misi diplomatik non-Muslim".

Beberapa pengulas mengatakan versi Al-Hassi mengenai peristiwa tersebut mungkin diupayakan untuk menarik perhatian, sebab pemerintahnya tidak diakui secara internasional oleh masyarakat internasional.

Libya telah terperosok ke dalam kerusuhan dengan munculnya dua pemerintah yang bersaing, satu dipimpin oleh Omar Al-Hassi,  yang didukung kubu Islam, dan satu lagi dipimpin oleh tokoh sekuler Abtullah Thinni, yang mendapat dukungan masyarakat internasional.

Angkatan bersenjata negeri itu, yang setia kepada masing-masing kubu tersebut, telah terlibat dalam pertempuran sengit sejak Mei lalu, sehingga menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan membuat lebih dari 100.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015