Jakarta (ANTARA News) - Kementerian bidang perekonomian pada Kabinet Kerja dinilai mulai menunjukkan itikad baik dalam memajukan industri, salah satunya industri pertekstilan, selama periode 100 hari masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

"100 hari memang belum apa-apa, namun kementerian di bidang perekonomian mulai nampak mendukung pertumbuhan industri nasional, termasuk pertekstilan," ujar Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Ade mengatakan, pada dasarnya, pemerintah perlu membangun empat hal secara bersamaan apabila ingin semakin memajukan industri nasional dan menarik para investor.

Empat hal tersebut, lanjutnya, pertama adalah membangun infrastruktur fisik, seperti jalan, jembatan maupun pelabuhan; kemudian infrastruktur institusional, seperti pelayanan publik, transparansi semua kementerian terkait tender, maupun pembentukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Selanjutnya, pembangunan infrastruktur Sumber Daya Manusia (SDM), karena manusia dinilai sebagai pembangunan yang paling dasar, melalui pendidikan maupun pertukaran pelajar dan pengajar.

Terakhir, lanjutnya, pembangunan infrastruktur global, yakni hal-hal yang berkaitan dengan perdagangan bebas, misalnya menumbuhkan daya saing industri untuk meningkatkan ekspor.

"Walaupun masing-masing hanya tumbuh sedikit, namun semuanya harus bergerak bersamaan. Karena, percuma jika yang satu tumbuh namun yang lain tenggelam," ujar Ade.

Terkait terjadinya ketidakstabilan politik yang tengah terjadi di Indonesia, Ade mengatakan bahwa investor asing tengah melihat dan menunggu sikap Presiden dalam menyelesaikan hal tersebut.

"Mereka 'wait and see', apakah presiden mampu mengatasinya atau tidak. Kalau mampu, maka akan sangat baik bagi iklim investasi," ujarnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015