Jakarta (ANTARA News) - Jika pada umumnya rainbow cake, cake gulung, risoles, atau bakpao menggunakan tepung gandum, maka makanan buatan  milik Ambarwati Esti, peraih KEHATI Award VIII kategori Peduli Lestari Kehati, justru menggunakan tepung dari sumber pangan lokal, seperti singkong, ganyong (umbi-umbian), garut, sukun atau yang lain.

Kreatifitas membawa pangan lokal tidak hanya berwujud singkog atau ubi rebus tetapi justru tampil menjadi panganan modern.

"Sebetulnya saya enggak muluk-muluk, pertama untuk keluarga, alhamdulillah bisa berkembang ke masyarakat luas," kata Ambarwati ditemui usai acara KEHATI Award VIII di Jakarta, Rabu.

Pada awalnya, di tahun 2004, wanita yang menyulap rumahnya menjadi workshop pembuatan kue itu prihatin dengan generasi muda yang semakin tidak kenal dengan sumber pangan lokal.

Dia kemudian mulai belajar tentang beragam sumber pangan lokal dan potensi pengembangannya dengan menggunakan bahan-bahan non-kimia, seperti bahan pewarna alami.

Produk pertamanya adalah brownies singkong yang dijualnya secara mandiri di sekolah anaknya. Sadar memiliki peminat, Ambarwati mulai bereksperimen dengan tepung dari umbi-umbian lain.

"Kita itu punya loho umbi-umbian bisa diolah, kalau selama ini orang kan selalu beranggapan umbi-umbian selalu identik dengan enggak enak, kusam, kotor, maka kita tertantang supaya bisa tampil menarik," ujar Ambarwati, pemilik CV Arum Ayu.

"Ternyata alam pun sudah menyediakan warna yang luar biasa, jadi benar-benar alami itu daya tarik untuk mengangkat pangan lokal untuk menambahkan bahan alami," lanjutnya.

Melalui usahanya ini, Ambarwati berharap rumahnya bisa menjadi pusat pelatihan dan menghasilkan wirausahaman tangguh yang mampu memanfaatkan sumber pangan lokal Indonesia.

"Harga sangat terjangkau dari Rp3.000 sama seperti harga kue biasa," katanya.

"Tapi kita enggak boleh bohong sama konsumen, kalau memang kita pakai pewarna alam kita harus konsisten, enggak boleh ditambah bahan kimia apapun," tambahnya.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015