Untuk jenazah kedua itu belum ada keterangan karena tidak mempunya identitas. Bahkan untuk jenis kelaminnya saja belum diketahui laki-laki atau perempuan,"
Makassar (ANTARA News) - Setelah penemuan pertama jenazah salah satu penumpang AirAsia QZ8501, Syaiful Rahmat diketahui identitasnya, penemuan jenazah kedua masih harus dilakukan pemeriksaan intensif karena kondisinya yang sudah menjadi setengah tulang belulang.

"Untuk jenazah kedua itu belum ada keterangan karena tidak mempunya identitas. Bahkan untuk jenis kelaminnya saja belum diketahui laki-laki atau perempuan," ujar Kepala Basarnas Wilayah A Makassar, Roki Asikin di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan, penemuan jenazah pertama itu oleh nelayan asal Luaor Kecamatan, Pamboang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat Masud (35), masih bisa diketahui identitasnya setelah ditemukan identitas yang melekat pada tubuhnya.

Korban ditemukan Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WITA. Ketika ditemukan, posisi mayat dalam keadaan telungkup tanpa kepala dan lengan. Bukan cuma itu korban memakai sepatu warna hitam cokelat, dimana salah satu kakinya juga sudah tidak utuh.

Untuk kaki sebelah kanan, telapak kaki kanan hilang dan memakai celana panjang warna hitam. Pada tubuh korban ditemukan dompet berisi kartu identitas atas nama Saiful Rakmat, warga Kalijati, kelahiran 11 September 1976 atau telah berusia 39 tahun.

Korban adalah teknisi pesawat AirAsia yang diketahui beralamat di Jalan Surya Nomor 524, RT 005 / RW 009, Kelurahan Halim Perdana Kusumah, Kecamatan Makassar, Jakarta.

Sedangkan untuk jenazah kedua ini masih harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena kondisinya yang sudah sangat parah. Sebagian tubuhnya hanya menyisakan tulang dan sebagian lainnya masih dibalut dengan daging dibagian paha.

"Untuk jenazah pertama ini setelah diperiksa, langsung kita kirim ke RS Bhayangkara Makassar sebelum diberangkatkan ke Surabaya pada keesokan harinya," katanya.

Sementara dokter forensik RS Bhayangkara Makassar Kompol dr Mauluddin mengatakan, jenasah Syaiful akan dirapihkan atau pemulasaran agar kualitas jenasah tetap terjamin sampai di Surabaya nanti.

"Tim DVI RS Bhayankara akan melakukan Identifikasi awal atau post morten pengambilan sampel DNA untuk dicocokkan dengan DNA keluarga korban yang tersimpan di laboratorium DVI Surabaya," katanya.

Di DVI Makassar ini ada lima tim dokter forensi yang menanganinya dengan ketua tim adalah Kompol dr Mauluddin serta dokter forensik RS Universitas Hasanuddin (Unhas).

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015