Jakarta (ANTARA News) - Pengamat musik Bens Leo mengatakan album Memes yang berjudul Lief Java menjadi warisan karya musik bagi bangsa Indonesia karena berisikan lagu-lagu karya sang maestro Ismail Marzuki yang berharga.

"Album ini dapat bermanfaat sebagai warisan bagi anak cucu," kata dia usai peluncuran album itu di Jakarta, Rabu.

Bens Leo mengatakan album itu dapat menjadi referensi sejumlah lagu ciptaan Ismail Marzuki.

Ia juga mengapresiasi ide kreatif Meidyana Maimunah atau Memes dan pengaransemen Addie Muljadi Sumaatmadja dalam menyajikan lagu-lagu Ismail Marsuki dengan sentuhan musik jaz dan klasik orkestra.

Sementara itu, Nino Laksono yang pernah menulis buku tentang Ismail Marzuki mengatakan album itu menambah koleksi karya musik Ismail Marzuki yang sering diaransemen atau dinyanyikan orang.

"Pendekatan ini baru dari sisi jaz dan orkestra, ini kesegaran baru dalam karya musik," katanya.

Ia juga mengapresiasi atas upaya Addie melibatkan musisi luar saat melakukan rekaman lagu-lagu itu.

"Bagaimana melibatkan para mussisi di luar dan dalam negeri, dalam karya ini," ujarnya.

Album itu, katanya, mengingatkan semua orang terhadap hasil karya sang maestro Ismail Marzuki yang harus dikenang sepanjang masa.

Adapun karya Ismail Marzuki yang disuguhkan lewat album itu adalah Payung Fantasi, Saputangan dari Bandung Selatan, Juwita Malam, Dari Mana Datangnya Asmara, Tinggi Gunung Seribu Janji, Rindu Lukisan, Selendang Sutera, Sabda Alam, dan Bunga Anggrek.

Sebelumnya, Meidyana Maimunah, yang akrab disapa Memes itu mendedikasikan musik untuk Ismail Marzuki lewat peluncuran album kesembilannya yang berjudul Lief Java.

Memes mengatakan bahwa Ismail Marzuki adalah sosok yang melegenda dengan menciptakan lagu-lagu yang luar bisa dan tetap hidup dinikmati banyak orang atau "evergreen".

"Saya pengagum berat lagu Ismail Marzuki. Saat itu tidak mudah mengarang lagu, mem-publish lagu, kaya banget isi dan liriknya," ujar dia.

Lebih lanjut, Memes membutuhkan waktu sembilan bulan untuk menyelesaikan seluruh proses rekaman dan telah didistribusikan dalam bentuk CD album dan digital mulai Desember 2014.

Sementara itu, Addie MS menambahkan pihaknya tetap meminta izin kepada keluarga Ismail Marzuki untuk membawakan lagu-lagunya.

"Izin enggak kesulitan. Sebenarnya setelah 70 tahun lagu-lagunya jadi publik domain. Meski begitu kita minta izin dengan keluarganya," kata dia. 

Pewarta: Martha HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015