Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan berusaha meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar internasional dengan menetapkan target untuk melipattigakan ekspor non-migas nasional di tahun 2019.

"Untuk mencapai tujuan tersebut, program hilirisasi menjadi salah satu kunci utama dalam penguatan ekspor kedepannya," kata Staf Khusus Menteri Perdagangan Gusmardi Bustami, di Jakarta, Rabu.

Hal itu ia sampaikan di depan para pebisnis Jepang dalam acara Nikkei Forum Jakarta yang diselengggarakan di Jakarta.

Ia mengatakan, Indonesia harus mengubah struktur ekspor yang masih didominasi oleh komoditas primer menuju penguatan ekspor yang didukung produk manufaktur yang berorientasi pasar dunia.

Selain itu, menurut Gusmardi, dengan adanya penguatan ekspor tersebut diharapkan para pengusaha dari negara lain dapat melihat dan meraih kesempatan yang besar untuk investasi di Indonesia untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia.

"Ini juga disebabkan karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan sekitar 5,7 persen naik dari tahun lalu sebesar 5,2 persen sehingga bisa mendorong negara-negara lain berinvestasi karena adanya perbaikan kinerja ekonomi oleh Pemerintah Indonesia," kata Gusmardi.

Berdasarkan proyeksi IMF untuk pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2015 diperkirakan sekitar 3,7 persen, lebih rendah dari proyek semula.

Namun, pertumbuhan ekonomi negara maju pada 2015 diperkirakan meningkat menjadi 2,3 persen, demikian juga negara-negara emerging market yang diprediksi tumbuh lebih tinggi mencapai 5 persen, meskipun terjadi perlambatan ekonomi Tiongkok.

Sementara itu, kawasan developing Asia masih diprediksi menjadi kawasan dengan pertumbuhan tertinggi dibanding kawasan lainnya, yaitu sebesar 6,6 persen.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015