Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba Rp10,8 triliun pada 2014, tumbuh 19,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp9,1 triliun.

"Meskipun diwarnai dengan tantangan kondisi perekonomian, yakni perlambatan pertumbuhan PDB dan gejolak perekonomian internasional, BNI tetap dapat menunjukkan kinerja keuangan yang solid di tahun 2014," kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Gatot menuturkan, kenaikan laba bersih perseroan ditopang oleh kenaikan sumber pendapatan, baik pendapatan bunga bersih maupun pendapatan non bunga.

Pendapatan bunga bersih BNI 2014 naik 17,4 persen dari Rp19,1 triliun menjadi Rp22,4 triliun. Sedangkan pendapatan non bunga 2014 juga naik 13,5 persen menjadi Rp10,7 triliun dari tahun sebelumnya Rp9,4 triliun.

Kenaikan pendapatan non bunga itu didukung oleh kenaikan fee based income (pendapatan jasa) dari pengelolaan rekening, bisnis kartu, transaksi ATM, dan sumber pendapatan non bunga lainnya.

"Hal itu menunjukkan kualitas kinerja perkreditan BNI. Selain itu, kami tetap menjaga marjin bunga bersih (NIM) di level 6,2 persen, dari sebelumnya 6,1 persen," ujar Gatot.

Gatot menambahkan, meskipun pada 2014, Bank Indonesia mengeluarkan regulasi untuk membatasi kepemilikan kartu kredit, bisnis kartu kredit BNI tetap mengalami pertumbuhan dengan baik.

Jumlah transaksi kartu kredit BNI meningkat dari 21,3 juta transaksi menjadi 23,3 juta transaksi dengan nilai transaksi meningkat dari Rp20,2 triliun menjadi Rp24,7 triliun.

"Kami berharap pertumbuhan ini akan terus berlanjut tidak hanya bagi BNI sendiri, tetapi bagi kinerja perusahaan grup untuk mewujudkan visinya sebagai BNI Financial Services," kata Gatot.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015