Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) mencatat penyaluran kredit selama 2014 mencapai Rp277,6 triliun atau tumbuh 10,8 persen dibanding 2013 sebesar Rp250,6 triliun.

"Tahun 2014 merupakan tahun yang berat bagi sektor usaha karena merupakan tahun politik yang diikuti dengan tekanan kenaikan BI Rate dan inflasi. Namun demikian, penyaluran kredit BNI tetap mengalami pertumbuhan bahkan hingga dua digit," kata Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Gatot menuturkan ekspansi kredit tersebut didukung dengan strategi penyaluran melalui rantai pemasok dan pembeli dari nasabah korporasi.

Komposisi kredit yang disalurkan, sebanyak 71 persen oleh "business banking" yang pada umumnya disalurkan pada sektor produktif melalui delapan sektor unggulan, yaitu sektor minyak, gas dan pertambangan, informasi dan telekomunikasi, kimia, pertanian, makanan, ritel dan perdagangan besar, kelistrikan dan sektor konstruksi.

Sedangkan 20 persen untuk sektor konsumer dan ritel yang didominasi oleh penyaluran KPR BNI Griya yang fokus pada pembiayaan rumah pertama dan fasilitas pembiayaan untuk memudahkan belanja dan bertransaksi.

Sebesar 3,6 persen disalurkan oleh cabang-cabang luar negeri dan sisanya 5,4 persen disalurkan oleh anak perusahaan, terutama BNI Syariah.

"Di tengah persaingan ketat industri perbankan Indonesia dalam mendapatkan dana pihak ketiga (DPK), tahun 2014 BNI tidak ikut dalam pertarungan mendapatkan dana mahal dan lebih fokus pada perolehan dana murah atau CASA (current account saving account)," ujar Gatot.

Oleh karena itu, lanjut Gatot, pihaknya membukukan pertumbuhan DPK sebesar 7,5 persen menjadi Rp313,9 triliun dari posisi tahun 2013 sebesar Rp291,9 triliun. Dari total DPK tersebut komposisinya masih didominasi komponen dana murah (CASA) sebesar 65 persen.

Menurut Gatot, peningkatan CASA itu tidak lepas dari upaya BNI untuk terus meningkatkan kualitas layanan, memperluas akses dengan penambahan gerai dan ATM.

Selama tahun 2014, BNI telah menambah 2.908 mesin ATM menjadi 14.071 ATM (termasuk enam ATM di cabang luar negeri). Untuk gerai dalam negeri, BNI menambah 73 gerai menjadi 1.760 gerai.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015