Kairo (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa akibat ledakan mortir dengan target kompleks keamanan di Provinsi Sinai Utara, Mesir, pada Kamis (29/1) bertambah menjadi 20, kata stasiun televisi resmi Mesir.

"Sedikitnya 20 orang tewas dan 36 orang lagi cedera dalam serangan anti-keamanan di Kota Arish," kata stasiun TV itu mengutip seorang pejabat Kementerian Kesehatan di Sinai Utara dan menyatakan korban jiwa meliputi warga sipil dan personel keamanan.

Satu sumber di Provinsi Sinai Utara sebelumnya mengatakan kepada stasiun televisi resmi itu bahwa 10 bom mortir dan satu bom mobil ditujukan ke markas Departemen Keamanan Sinai Utara dan Detasemen 101 Angkatan Darat, serta meruntuhkan banyak bagian bangunan departemen tersebut.

Satu sumber keamanan di Sinai Utara menyatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa serangan tersebut ditujukan ke kompleks keamanan lain di Kota Arish, termasuk markas Departemen Keamanan, kantor polisi, tempat istirahat perwira dan satu hotel militer.

"Di dekat Kota Rafah, sebagian besar tempat keamanan juga diserang termasuk pos militer besar Haq Al-Hosan," tambah sumber tersebut.

Mesir belum lama ini memperpanjang larangan orang keluar rumah di banyak bagian Sinai Utara selama tiga bulan lagi karena kondisi keamanan yang tidak stabil di daerah itu dan serangan teror yang menyasar kompleks dan personel keamanan.

Serangan anti-keamanan meningkat di Sinai dan bagian lain di seluruh negeri tersebut sejak penggulingan presiden Mohamed Moursi dari kubu Islam oleh militer pada Juli 2013 dan setelah penindasan terhadap pendukungnya, yang menewaskan sekitar 1.000 orang dan membuat ribuan orang lagi ditangkap.

Serangan yang ditujukan ke pasukan keamanan telah menewaskan ratusan orang. Sebagian besar serangan diklaim oleh kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis --yang diilhami oleh Al Qaida dan berpusat di Sinai. Kelompok itu berafiliasi dengan kelompok fanatik Negara Islam di Irak dan Suriah.

Sejak penggulingan Moursi, pendukung setianya telah sering melancarkan protes anti-pemerintah dan mencela serta mencap penggulingan Moursi sebagai kudeta.

Kelompok Ikhwanul Muslimin, landasan kekuatan Moursi, dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh pemimpin baru Mesir, yang mencapnya sebagai "organisasi teroris".(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015