Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia turun di perdagangan Asia pada Jumat, setelah Senat AS menyetujui RUU untuk membangun sebuah jaringan pipa minyak dari Kanada ke kilang-kilang di Gulf Coast AS, menambah kekhawatiran atas berlimpahnya pasokan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun tiga sen menjadi 44,50 dolar AS dalam perdagangan sore yang fluktuatif, sementara Brent untuk Maret turun 35 sen menjadi 48,78 dolar AS.

WTI turun sempat di bawah 44 dolar AS per barel di perdagangan New York pada Kamis, tingkat yang tidak terlihat sejak Maret 2009.

Senat AS juga pada Kamis menyetujui RUU otorisasi konstruksi pipa minyak Keystone XL yang kontroversial dari Kanada ke Amerika Serikat.

Setelah berminggu-minggu mengalami perdebatan sengit, RUU disahkan dengan 62 suara berbanding 36, dengan sembilan dari Demokrat menentang Presiden Barack Obama untuk mendukung proyek yang

akan mengangkut minyak mentah dari pasir minyak Alberta ke kilang-kilang di sepanjang Gulf Coast AS.

DPR AS telah menyetujui legislasi Keystone dengan sendirinya pada awal bulan ini dan sekarang harus memutuskan apakah itu lolos di Senat atau masuk dalam konferensi bikameral untuk membicarakan sebuah RUU yang kompromis.

"Jaringan pipa Keystone akan memindahkan produksi minyak AS lebih efisien dalam jangka panjang, dan dalam skala besar hal-hal ini akan lebih mengerahkan tekanan turun pada harga minyak," kata Shailaja Nair, asosiasi direktur editorial di penyedia informasi energi Platts.

Minyak telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejak Juni tahun lalu ketika komoditas duduk di lebih dari 100 dolar AS per barel karena membanjirnya pasokan global, terutama didorong oleh produksi minyak serpih AS yang kuat.

Menurut Departemen Energi AS, stok minyak mentah minggu lalu melonjak ke tingkat tertinggi sejak 1982, menurut data mingguan yang dilacaknya.

Produksi AS, sementara itu, naik ke tingkat tertinggi setidaknya sejak 1983.

Keputusan kartel minyak OPEC pada November lalu untuk mempertahankan tingkat produksinya meskipun minyak mentah kelebihan pasokan, juga menekan harga dalam menghadapi permintaan lemah dan pelambatan ekonomi di seluruh dunia, demikian AFP.

(A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015