Latih terus kemampuan untuk menulis, agar pemikiran kita dan gagasan kita mampu memberi manfaat bagi banyak kalangan
Jakarta (ANTARA News) – Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin menerima 14 kader muda Nahdhatul Ulama dari Lajnah/Lembaga Pendidikan Tinggi PB NU (LPT PB NU) yang akan  melanjutkan studi di Riyadh, Arab Saudi di Ruang Kerja Menag di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (30/1). Direncanakan, ke 14 mahasiswa tersebut bertolak ke Riyadh pada 8 Februari 2015.

“14 kader muda NU tersebut berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Satu orang melanjutkan S-1 (lulusan D-2), tujuh orang studi S-2 dan enam orang akan menyelesaikan program doktoral. Hanya ada dua orang yang belajar ke-Islaman, sisanya mengambil konsentrasi studi di bidang Bahasa, Manajemen, Fashion and Design dan lain sebagainya,” terang Cholis Fuad Al-Mutamakkini dari LPT PB NU.  Ke-14 kader muda ini merupakan rombongan awal yang belajar di Saudi.

Dalam pertemuan tersebut, Menag berpesan agar para calon mahasiswa tersebut bisa membangun relasi sebanyak dan sebaik mungkin.

“Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Namun, bangunlah relasi sebanyak dan sebaik mungkin. Yakinlah, apa yang kita tanam, suatu saat nanti kita pasti akan memetik hasilnya. Banyak lulusan luar negeri dengan nilai memuaskan, namun gagal ketika berkiprah di masyarakat. Pun, tidak sedikit senior kita yang tidak lulus kuliah di luar negeri, namun mampu memberi banyak manfaat,” pesannya.

Untuk itu, lanjut Menag, disamping belajar dengan serius dan tekun, hendaknya mereka juga membangun relasi, baik dengan mahasiswa dari negeri lain para mahasiswa dari Indonesia, juga tidak lupa untuk juga berhubungan dengan para mahasiswa atau kawan yang berada di Tanah Air. Ini penting, karena 10-15 tahun ke depan, kemungkinan teman atau mereka sendiri memegang peranan penting di negaranya masing-masing.

“Bergaullah dengan baik, dengan berbagai kalangan di sana. Membangun relasi dan jaringan itu sangat penting.  Jangan lupa, ikuti orang-orang atau senior-senior yang mempunyai kemampuan hebat di disiplin atau bidang yang kita pelajari. Manfaatkan juga media sosial dan internet untuk kita jadikan alat mengenal dunia luar yang luas dan tak terbatas. syukur-syukur, di bidang yang kita pelajari, kita mampu berkontrubisi aktif dalam pemikiran,” tutur Menag.

Menag melihat, hal ini bukan mudah dan butuh proses lama. Karenanya harus telaten dan serius. Menag juga mengingatkan untuk tetap menjaga ke-Indonesiaan kita saat belajar di negeri orang.

“Jangan lupa untuk tetap menjaga Ke-Indonesiaan kita. Jangan sampai karena kita di Timur Tengah, kemudian kita menjadi 'sangat timur', banyak melihat hal itu hitam putih dan seakan-akan mudah mengkafir-kafirkan. Atau jika kita berada di Barat, kemudian sangat lepas kontrol. Tetap jaga ke-Indonesiaan kita, yakni sebuah pemikiran yang Tawasut, Tasamuh, I’tidal, Tawazun,” ujar Menag mengingatkan.

Menag melihat banyak tokoh besar dunia, awalnya dikenal dari tulisannya. Kepada mereka Menag kembali minta untuk terus melatih kemampuan dalam menulis agar setiap gagasan dan pemikiran kita memberi manfaat bagi banyak orang.

“Latih terus kemampuan untuk menulis, agar pemikiran kita dan gagasan kita mampu memberi manfaat bagi banyak kalangan,” ujar Menag. 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015