Prioritas untuk BUMDes, baru kemudian untuk lainnya seperti infrastruktur,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan prioritas dana desa untuk pembentukan dan operasional Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Prioritas untuk BUMDes, baru kemudian untuk lainnya seperti infrastruktur," ujar Marwan dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Dana desa yang pada tahun ini diberikan kepada setiap desa sebesar Rp240 juta-Rp270 juta itu tidak mungkin digunakan infrastruktur.

"Kalau dana desa digunakan infrastruktur, paling hanya sepanjang sembilan kilometer. Namun kalau digunakan BUMDes, maka kesejahteraan masyarakat yang meningkat," katanya.

Marwan mengatakan saat ini kesenjangan antara desa dan kota cukup jauh sekitar 10 persen.

"BUMDes adalah solusi paling benar untuk mengelola seluruh transaksi ekonomi desa, baik internal ataupun eksternal," katanya.

Selain dana desa dari pusat (APBN), desa juga mendapatkan alokasi dana desa (ADD) dari kabupaten.

Oleh karena itu, Menteri Marwan mendorong dana desa diprioritaskan untuk pembentukan BUMDes, sedangkan desa-desa yang telah memiliki BUMDes agar dana desa dijadikan tambahan modal kerja.

Selain desa tertinggal yang jumlahnya sekitar 33.000, ada 40.000 desa yang harus didorong untuk membentuk atau mengembangkan BUMDes dengan menggunakan dana desa.

"Saya ingin 20.000 sampai 40.000 BUMDes terbentuk dalam dua tahun ini," kata Marwan memberi target.

Sistem perekonomian desa, tambah dia, perlu digerakkan dengan prinsip pengelolaan bisnis secara profesional dengan menekankan pada pemerataan kemakmuran warga desa dengan seimbang.

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015