Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan deflasi 0,24 persen pada Januari 2015 dipicu oleh penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang menyumbang penurunan pengeluaran pada beberapa sektor terutama transportasi.

"Deflasi 0,24 persen disebabkan oleh penurunan harga di kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Terbesar karena penurunan harga BBM," kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin.

Dari 82 kota yang disurvei BPS, menurut dia, 51 kota mengalami deflasi dan 31 kota lainnya mengalami inflasi.

Deflasi Januari, menurut Suryamin, disumbang oleh penurunan indeks kelompok pengeluaran sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,04 persen.

Sedangkan indeks kelompok pengeluaran lainnya masih naik meski harga BBM turun.

Kenaikan indeks misalnya terjadi pada kelompok bahan makanan (0,60 persen); makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,65 persen); perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,80 persen); sandang (0,85 persen); kesehatan (0,66 persen), dan pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,26 persen).

Dengan deflasi 0,24 persen pada Januari 2015, BPS mencatat inflasi tahun ke tahun sebesar 6,96 persen.

Berkaca ke belakang, Suryamin menuturkan, baru terjadi tiga kali deflasi pada indeks harga konsumen sejak 1973.

"Kalau kita lihat dari 1973, hanya tiga kali pada Januari terjadi deflasi. Januari 1973 (inflasi) minus 1,65 persen, Januari 2009 minus 0,07 persen, sekarang minus 0,24 persen," ujar Suryamin.

Pemerintah menetapkan target inflasi lima persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015. Sementara Bank Indonesia mengarahkan inflasi di empat persen plus minus satu persen pada 2015.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015