Cibinong, Bogor (ANTARA News) - Kepala Bidang Perawatan RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Endang Setiabudi, memastikan RSUD Cibinong telah melakukan perawatan 187 pasien demam berdarah dengue (DBD).

"187 pasien adalah pasien DBD rawat inap dan rawat jalan hingga bulan Desember 2014,"kata Kepala Bidang Perawatan RSUD Cibinong,Endang Setiabudi di Cibinong, Selasa.

Ia menjelaskan pasien DBD rawat inap bulan November ada 51 pasien dan bulan Desember ada 104. Sedangkan pasien DBD rawat jalan bulan Novemeber ada 13 pasien dan Desember ada 17 pasien.

"Pasien DBD yang masuk rawat inap dan jalan di RSUD Cibinong banyak didominasi pasien usia 28 hari hingga dewasa usia 24 tahun,"katanya.

Tetapi, kata dia, ada juga masyarakat yang sudah berusia 60 tahun keatas bisa terjangkit penyakit DBD kalau lokasi tempat tinggalnya merupakan endemis DBD.

"Sampai sekarang belum ada korban jiwa akibat penyakit DBD di sini,"katanya. Namuan, angka pasien DBD yang dirawat RSUD Cibinong terus mengalami peningkatan. Tetapi belum sampai stadium rawan DBD di Kabupaten Bogor.

Ia menyatakan memang saat ini Kabupaten Bogor sedang musim pancaroba yang bisa menyebabkan nyamuk aides menyebar dengan mudah dilingkungan masyarakat. Tetapi, masyarakat jangan cemas terserang penyakit DBD. Karena penyakit DBD bisa dihindari dengan menggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M.

"3M, yaitu menguras, menutup tampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk,"katanya.

Ia mengatakan dari hasil survey Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memang ada 10 kecamatan dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor merupakan daerah endemis DBD. Tetapi kini, daerah endemis sudah secara rutin petugas melakukan "fogging" (pengasapan) terfokus di wilayah endemik DBD.

Namun,ia mengatakan, saya perlu meluruskan mengenai "fogging", di mana tidak serta merta dilakukan, terlebih jika "suspect" belum positif demam berdarah dan tidak sepenuhnya "fogging"itu bisa membasmi jentik nyamuk. Karena pada saat fogging hanya nyamuk dewasa yang mati sedangkan jentik nyamuk tidak mati.

"Jadi melakukan "fogging" tanpa ada kepastian positif demam berdarah adalah satu pemahaman yang salah,"katanya.

Ia mengatakan yang perlu diperhatikan masyarakat adalah abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gram untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk dan penggerakan masyarakat dalam 3M.

"Karena saat ini penyakity DBD tidak lagi mengenal musim hujan atau tidak,"katanya.

Ia menyarakan masyarakat harus tetap waspada DBD dengan 3M dan menjaga lingkungan tetap bersih dan nyaman.

"Kami tetap melakukan pemantau dilokasi endemik DBD dan secara rutin memberikan laporan kepada Dinkes,"katanya.

Tetapi, kata dia, masyarakat harus tahu bahwa RSUD Cibinong hanya sebagai pelayan masyarakat yang bertugas mengobati pasien yang sakit. Jadi pasien BPJS yang datang ke sini harus memiliki surat rujukan dari puskesmas, klinik atau poli untuk mendapatkan perawatan.

"Tetapi, beda lagi dengan pasien gawat darurat. Jika sudah pasien gawat darurat. Sudah kewajiban rumah sakit memberikan pertolongan pertama di IGD,"katanya.

Ia menegaskan kepada masyarakat jika ada yang terserang DBD secapatnya ditangani medis dan langsung memberikan laporan kepada RT, RW agar tidak ada korban jiwa akibat DBD. Karena penyakit DBD bisa sembuh jika dilakukan perawatan dengan baik dan benar.




Pewarta: Ahmadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015