Port-Au Prince (ANTARA News) - Petugas Kepolisian Haiti menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah ratusan demonstran dalam bentrokan di ibukota Haiti, Kamis (5/2), yang melukai setidaknya enam orang mahasiswa.

Demonstrasi yang berujung dengan bentrokan ini merupakan aksi protes kedua minggu ini di Port-au-Prince untuk menuntut harga bahan bakar yang lebih rendah di negara miskin yang juga sedang berjuang dengan ketidakpastian politik.

Baru-baru ini pemerintah Haiti mengumumkan penurunan harga bahan bakar sebesar 30 sen AS untuk satu galon gas (3,8 liter), yang dijual seharga lebih dari 4 dolar AS di negeri ini.

Namun pengunjuk rasa mengatakan bahwa penurunan itu masih kurang mengingat penurunan harga minyak di pasar internasional yang signifikan.

Sejumlah anggota organisasi politik dan mahasiswa berunjuk rasa di beberapa kampus universitas di Haiti.

Di pusat kota Port-au-Prince, pengunjuk rasa melemparkan batu kepada polisi yang bergerak mendekati fakultas hukum terletak hanya beberapa meter dari istana presiden.

"Polisi menembaki kami dan orang-orang terluka. Polisi melemparkan tabung gas air mata ke dalam fakultas hukum. Kami mengecam perilaku polisi yang mencegah kita dari menggunakan hak untuk memprotes," kata seorang mahasiswa.

Selain di kampus, terlihat juga ratusan orang berbaris sepanjang jalan-jalan ibu kota dan dua mobil dibakar dan beberapa kaca depan mobil yang terlihat dipecahkan dengan batu.

Sebelumnya tiga orang dilaporkan terluka pada protes serupa, Senin (2/2), demikian laporan AFP.

(Uu.A050)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015